Hal ini pun sama dengan Real Madri atau Akademi Real Madrid, meskipun mereka terkenal suka menghamburkan uang untuk membeli pemain bagus berharga mahal. Namun, mereka juga kerap mentransfer pemainnya ke beberapa klub.
Misalnya Alvaro Morata lulusan akademi Real Madrid yang termahal ditransfer ke klub Chelsea pada 2017. Lalu ada Achraf Hakimi kala itu ke Inter dan masih banyak lagi jebolan Akademi Madrid yang menjadi pemain bola terbaik.
Kalau Golkar mantan kadernya berhasil membuat partai sendiri hingga mencalonkan menjadi capres di Pemilu 2024. Akademi Real Madrid juga melahirkan beberapa pemain terbaik di sepak bola dunia.
Partai Golkar dulu Partai Kader
Partai Golkar disebut sebagai partai yang gagal dalam melakukan kaderisasi, hal itu pun disampaikan langsung oleh Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul. Terakhir kader Golkar yang maju ke Pilpres pada Pemilu 2009 yang kala itu mencalonkan Jusuf Kalla sebagai capres yang kala itu berpasangan dengan Ketum Hanura, Wiranto.
Namun, pada Pemilu 2014 Golkar gagal mengusung kadernya sebagai capres. Mereka malah berkoalisi untuk mendukung Prabowo yang berpasangan dengan Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa.
Begitu juga pada Pemilu 2019, Golkar masuk ke dalam barisan pendukung Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Harusnya pada Pemilu 2024 sudah saatnya Golkar menonjolkan kadernya, namun hal itu lagi-lagi gagal, padahal sebelumnya Golkar adalah partai kader.
"Ini adalah kegagalan kaderisasi Golkar. Padahal selama ini kita tahu Golkar adalah partai kader," ujar Najmuddin.
"Dulu betapa kayanya Golkar dengan kader hebat. Sekarang mereka tak dapat usung capres maupun cawapres," tandasnya.