Di sana mereka ramai-ramai mengkhianati konstitusi
Kulon Progo bangga punya bandara, melengkapi Jogja yang istimewa
Kita semua berkumpul di sini diikat tali jiwa, terutama Ganjar Mahfud gelorakan Revolusi Cinta
Pantun di atas disebut-sebut diduga ditujukan kepada Presiden Joko Widodo. Hingga akhirnya, buntut dari pembacaan puisi tersebut, Butet Kertaradjasa dilaporkan ke polisi oleh relawan Jokowi atau Projo DIY, Sedulur Jokowi, dan Jokowi Arus Bawah. Mereka melaporkan Butet ke Polda DIY didampingi oleh Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran, berperan sebagai pendamping hukum. Para relawan ini menilai Butet telah melontarkan ujaran kebencian terhadap Jokowi.
Para pelapor menyebut Butet melontarkan kalimat kasar yang tidak elok dalam kampanye. Menurut pelapor, kampanye semestinya dilaksanakan secara santun, lebih menonjolkan program-program paslon.
Meskipun puisi atau pantun tersebut di atas tidak ditanggapi oleh Istana, tetapi pendukung Ganjar-Mahfud MD itu kini harus menghadapi proses hukum karena relawan Jokowi yang bereaksi. Tindakan Butet dilaporkan berdasarkan dugaan Tindak Pidana Penghinaan di Pasal 3165 UU Nomor 1 Tahun1946 tentang KUHP.
Latar belakang Butet Kartaradjasa
Budayawan Indonesia yang lahir di Yogyakarta pada 21 November 1961 silam ini sudah lama berkecimpung di dunia politik. Sebelumnya ia aktif sebagai budayawan dan seniman. Akan tetapi, perannya untuk Indonesia meluas dengan sering melontarkan sentilan isu sosial di setiap pentas monolognya.
Penampilannya yang ikonik ialah ketika ia menirukan suara dan perilaku Preisden Kedua Indonesia, Soeharto dalam sebuah program di Metro TV. Acara bertajuk Republik Mimpi dan Sentilan-Sentilun itu dulu merupakan acara populer dengan kemasan komedi satire.
Baca Juga: Kembali Dapat Dukungan di Pilpres 2024, Cosplay Mitsuki Sambut Kedatangan Gibran di Bogor
Demikian itu informasi Butet Kertaradjasa mendukung siapa. Semoga bermanfaat.