Suara.com - Mantan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan pernyataan yang cukup menghebohkan baru-baru ini. Ia menyebut seharusnya pemindahan Ibukota Indonesia dilakukan ke Kalimantan Tengah bukan malah ke Kalimantan Timur.
Ahok menyebut wacana pemindahan ibukota ke Kalimantan Tengah sesuai dengan cita-cita Soekarno. Benarkah Soekarno ingin ibukota pindah ke Kalimantan Tengah?
Sebelum menjelaskan tentang benar tidaknya Soekarno ingin ibukota pindah ke Kalimantan Tengah, mari kita ketahui konteks awalnya bagaimana Ahok mengeluarkan pernyataan itu.
Pernyataan Ahok mengenai Soekarno ingin ibukota Indonesia di masa depan dipindah ke Kalimantan Tengah terjadi pada momen dialog Capres Cawapres Pilpres 2024.
Dalam dialog itu muncul seorang perempuan lanjut berusia 82 tahun yang menyatakan mendukung Prabowo-Gibran karena kelak keduanya akan melanjutkan cita-cita Jokowi mengenai kepindahan ibukota ke Kalimantan Timur (Kaltim). Di mana disebutkan juga bahwa Jokowi memindahkan ibukota ke Kaltim karena mewujudkan cita-cita Soekarno.
Ahok langsung menanggapi dengan menyebut bahwa sebenarnya ibu kota itu seharusnya pindah ke Kalimantan Tengah (Kalteng) bukan Kaltim seperti cita-cita Soekarno.
"Aduh ibu, pindah ibu kota, Soekarno maunya ke Kalimantan Tengah, bu. Sekarang ibu tahu nggak pindah ke Kalimantan Timur. Bagi tanah orang yang sudah dikuasai orang banyak. 2juta 3 juta per meter," jawab Ahok.
Ahok kemudian singgung soal tanah-tanah yang nantinya bakal digarap program IKN. Ahok mempertanyakan tanah yang mau dibangun itu dibayar oleh siapa.
"Setiap jengkal tanah mau dibangun bayar orang.-orang itu siapa? Geng geng samua," ucap eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Benarkah Soekarno ingin Ibukota Pindah ke Kalimantan Tengah?
Terlepas dari persoalan itu, mari kita lihat jejak sejarah yang dapat menjawab benarkah Soekarno ingin ibukota pindah ke Kalimantan Tengah sesuai pernyataan Ahok?
Mengutip dari berbagai sumber sejarah, pada 17 Juli 1957, Presiden Soekarno melakukan peletakan batu pertama pembangunan kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Dibangunlah sebuah tugu setinggi kurang lebih lima meter dengan maskot sebuah guci. Tugu itu dinamai Dewan Nasional, berlokasi di Museum Bahagai, jalan Tjilik Riwut Km 2 Palangkaraya.
Tugu tersebut sampai kini menjadi bukti sejarah bahwa Soekarno memiliki gagasan awal membangun ibukota negara Indonesia di kota tersebut.
Tugu tersebut diresmikan oleh Roeslan Abdulgani pada 1958. Posisi tugu tersebut, sejak awal merupakan sebagai penanda lokasi calon ibukota negara Indonesia di masa depan.