![Pekerja melintas di pelataran pembangunan Masjid Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/9/2022). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/YU]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/09/14/47199-pembangunan-masjid-al-jabbar-bandung.jpg)
Usai sholat, pemudik ini lagi-lagi dibuat kesal oleh tempat penitipan alas kaki. Bagaimana tidak, petugas yang berjaga tidak bisa menemukan sepatu miliknya, dan malah memberikan reaksi tidak mengenakkan.
"Lanjut ke tempat titip sepatu. Ternyata sepatu saya nggak di temukan. Sekitar 30 menit menunggu akhirnya saya tanya ke petugasnya. Padahal tanya baik-baik, petugasnya nyolot bilang kalau sepatu saya mungkin bukan di sini tapi di tempat sepatu wanita. Bahkan petugas lain dengan kata-kata nggak enak, saya disuruh cari di tempat lain," katanya.
"Emangnya saya pikun lupa letak sepatu di mana. Saya tegaskan kalau saya titip di sini dan ini nomornya. Akhir petugas lain bantuin. Ternyata sepatunya ada di bawah kaki dia," sambung pemudik ini dengan kesal.
Selesai beribadah di Masjid Al Jabbar, pemudik ini dan keluarganya pun kembali ke parkiran mobil. Mereka berniat untuk keluar dan melanjutkan perjalanan mudik.
Namun siapa sangka, pemudik ini dibuat kesal lagi oleh tukang parkir. Tukang parkir rupanya sudah berbeda dan memintanya membayar uang parkir lagi sebesar Rp 10 ribu. Pengalaman itu pun diakui sang pemudik membuatnya kecewa saat berkunjung ke Masjid Al Jabbar.
"Balik ke parkiran mobil ternyata petugas parkir udah beda lagi orangnya namun masih pakai rompi yang sama. Dan minta lagi 10 ribu 'seikhlasnya'. Karena malas debat saya kasih 10 ribu. Saya di pintu keluar bayar parkir lagi 5 ribu. Waktu saya saya bilang udah bayar 2 kali 10 ribu di dalam petugasnya hanya senyum-senyum aja," ceritanya.
"Karena di luar macet ada satu petugas pakai rompi yang bantu keluar. Sambil ngulurkan tangannya minta seikhlasnya lagi. Karena udah kesal saya nggak kasih. Saya mengagumi keindahan Mesjidnya, tapi sayang ternoda oleh petugasnya," pungkas pemudik ini.