Kendati Indonesia dihantam krisis moneter, PT Sritex berhasil bertahan bahkan memperluas pabriknya ke kancah dunia.
PT Sritex resmi menjadi produsen seragam bagi pasukan NATO dan tentara Jerman pada 1994, beberapa tahun sebelum terjadi krisis moneter 1998.
Kini, PT Sritex memiliki berbagai wilayah operasi dan memperoleh segudang penghargaan, seperti The Beavel of Quality Empowerment sebagai Organization with Oustanding Performance dari Total Quality Indonesia.
Semenjak Lukminto wafat, PT Sritex semakin berjaya usai dipimpin Iwan Lukminto.
Sayangnya, kejayaan tersebut lambat laun pudar lantaran Indonesia dilanda pandemi Covid-19 sekaligus gonjang-ganjing pasar tekstil global.
Operasional PT Sritex menjadi terganggu dan akhirnya mengalami utang yang membengkak senilai US$1,54 miliar (Rp24,3 triliun) pada September 2023.
Utang tersebut melebihi aset keseluruhan PT Sritex yakni US$653,51 juta (Rp10,33 triliun).
Kontributor : Armand Ilham
Baca Juga: Zulhas Bantah Permendag No 8 Tahun 2024 Jadi Penyebab Perusahaan Tekstil Bangkrut