Adapun latar belakang Masa Bersiap, yakni keinginan balas dendam pribumi terhadap kolonialisme Belanda. Periode terjadi seusai Indonesia memproklamasikan kemerdekaan dan Belanda tidak mau mengakui hal itu.
Belanda merasa masih memiliki hak atas Indonesia, sehingga kembali merebut kekuasaan. Dalam hal ini, pada Oktober 1945, pemerintah Belanda menempatkan Letnan Gubernur Jenderal Huib van Mook di Batavia (sekarang Jakarta).
Keinginan tersebut menuai kebencian dan amarah rakyat pribumi. Mereka pun menyerang hingga merampok orang-orang Belanda dan keturunannya. Pihak-pihak yang dianggap pro kolonialisme juga ikut dibantai.
Sementara itu, kata Bersiap dipakai Belanda karena kerap terdengar seruan "Siap! Siap!" oleh kelompok pro-Republik Indonesia. Pemoeda menyerukan kata ini sambil mengangkat senjata saat bertemu musuh.
Senjatanya sendiri disebut terdiri dari bambu runcing, golok, hingga senjata api, seperti pistol. Bukan Masa Bersiap, Indonesia justu menyebut periode itu sebagai Revolusi Nasional Indonesia atau Agresi Militer.
Sementara akhir Masa Bersiap ditandai dengan munculnya aksi Agresi Militer Belanda I atau Aksi Polisi Belanda I pada bulan Januari 1947. Namun pemerintah Belanda menyebut masa ini lebih luas, yakni sampai tahun 1949.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti