Paus Fransiskus turut vokal menanggapi berbagai isu politik dan sosial dunia. Beliau sering mengkritik kebijakan yang membatasi hak-hak pengungsi dan imigran, termasuk kebijakan imigrasi Donald Trump, Presiden Amerika Serikat periode 2017-2021.
Paus juga secara terbuka mengecam proyek tembok perbatasan Amerika Serikat-Meksiko yang diusung Trump. Paus menyebutnya sebagai simbol pemisahan serta eksklusi yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Merespons konflik Rusia-Ukraina, Paus juga aktif terlibat dalam upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan yang makin panas. Lewat pernyataan publik, doa dan keterlibatannya dalam dialog internasional, Paus menekankan perlunya rekonsiliasi dan mengutuk kekerasan yang menyebabkan penderitaan.
Paus juga vokal terhadap isu kudeta Myanmar dan berulang kali menyerukan pada militer Myanmar agar membebaskan para tahanan politik. Beliau pun tak segan mengkritik kebijakan pasar bebas yang dianggap gagal mensejahterakan masyarakat. Terbaru, Paus juga lantang menyuarakan gencatan senjata dalam konflik Palestina-Israel.
5. Soroti Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak
Dalam kesempatan mendatang, Paus disebut akan membahas tema-tema kritis seperti dehumanisasi serta kekerasan pada perempuan dan anak-anak. Menurut Pater Paulus Budi Kleden SVD, Uskup Agung Ende, Flores, pesan-pesan yang akan dibawa Paus itu sangat relevan untuk Indonesia.
"Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak dalam berbagai bentuk, baik verbal, fisik, maupun seksual, merupakan masalah yang mendalam dalam masyarakat kita," ujar Budi Kleden.
Kontributor : Trias Rohmadoni
Baca Juga: Resmi Comeback, 2NE1 Siap Konser di Indonesia pada November Mendatang