"Kami juga ada lebih dari 10 tempat konsinyasi di Jogja, seperti toko mainan, toko alat tulis, Taman Pintar, ada sekolah juga," imbuh ibu dua anak ini.
Bahkan, ABC Woodentoys kini tengah bersiap untuk memasuki pasar ekspor. "Kita sudah ke luar negeri, tapi baru retail di Singapura dan Australia," ujar perempuan yang rupanya pernah mengajar PAUD selama 10 tahun ini.
Karyawan ABC Woodentoys saat ini mencapai 10 orang dan tiga di antaranya adalah difabel. Ada dua orang tunagrahita dan seorang tunawicara yang bekerja di bagian produksi.
Rita menuturkan, "Karena salah satu misi ABC Woodentoys adalah menciptakan lapangan kerja untuk difabel, harapannya kami bisa jadi shelter workshop mandiri untuk teman-teman difabel. UMKM dan perusahaan lain juga harapannya dapat mengikutsertakan teman-teman difabel menjadi karyawan atau bagian di dalam berkarya."
Kesuksesan ABC Woodentoys diakui tak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).
"ABC Woodentoys bergabung di YDBA tahun 2019, lalu 2023 jadi UKM Mandiri. Mula-mula kami ikut pelatihan. Ada pelatihan manajemen, pelatihan keuangan, dan lainnya. Setelah pelatihan, pasti ada pendampingan lebih lanjut," papar perempuan 54 tahun ini.
Menurut Rita, proses pendampingan itulah yang membuatnya sangat terkesan dengan YDBA. Pelaku UMKM seperti dirinya benar-benar dibantu hingga bisa menjalankan dan mengembangkan berbagai aspek secara mandiri.
"Komitmennya YDBA itu 'Beri Kail Bukan Ikan'. Jadinya, kami memang diberi skill, fondasi keuangan yang kuat, sistem pemasaran yang memadai agar selanjutnya bisa mengembangkan sendiri," ucap Rita.
"Saya lebih cocok seperti itu. Kalau dikasih ikan, ikannya habis, tidak bisa apa-apa. Kalau dikasih kail, karena sudah punya skill, kita bisa inovasi atau kolaborasi. Kailnya harus dikasih umpan seperti apa supaya dapat ikan yang besar?"
Kontribusi Astra dalam pembinaan UMKM