Suara.com - Aviary Park Indonesia, sebuah destinasi wisata baru hadir bagi pecinta alam dan satwa. Berlokasi di Bintaro Creative District no. 15, tempat ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga edukatif dan penuh makna.
Resmi dibuka pada Senin, 24 Februari 2025 oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antony, grand Opening ini menandai langkah besar dalam pelestarian satwa serta pengembangan ekowisata di Indonesia.
Dijelaskan President Direktur Aviary Park Indonesia, Michael Sumampau tempat wisata ini dirancang sebagai sanctuary bagi burung dan kupu-kupu, untuk memberikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi mereka berkembang biak.
Salah satu langkah penting dalam konservasi ini adalah penanaman pohon Sorea Javanica, pohon endemik Jawa yang hampir punah.

Selain itu, burung-burung seperti Jalak, Kuao Raja, dan Merak serta kupu-kupu cantik akan dilepaskan ke habitat yang telah diciptakan khusus untuk mereka.
"Dengan konsep "paru-paru kota", Aviary Park telah menanam 10.000 pohon di dalam area konservasi ini. Pohon-pohon ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih hijau tetapi juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem di tengah perkotaan yang padat," kata dia dalam konferensi pers pada Senin (24/2/2025).
Lima Ekosistem Buatan yang Unik
Keunikan Aviary Park Indonesia, kata dia terletak pada kemampuannya menciptakan lima ekosistem berbeda yang menyerupai habitat asli satwa-satwa di dalamnya. Ekosistem tersebut meliputi:
1. Gurun – Kering dan minim air, menciptakan kondisi layaknya habitat asli burung gurun.
Baca Juga: Transformasi Pariwisata Jadi Destinasi Kelas Dunia, PIK Tourism Board Diluncurkan
2. Padang Rumput – Rumah bagi burung pemangsa seperti elang dan burung hantu.
3. Hutan – Tempat tinggal burung khas hutan tropis seperti kakatua raja dan tukan.
4. Rawa – Habitat yang lembap dan penuh vegetasi, cocok bagi burung air.
5. Danau Buatan – Dirancang untuk menciptakan ekosistem air tawar yang mendukung kehidupan berbagai satwa.

Menariknya, setelah ekosistem ini terbentuk, satwa yang tinggal di dalamnya mulai berkembang biak secara alami. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan yang diciptakan sangat cocok bagi mereka.
"Dengan suasana yang aman dan bebas dari ancaman, satwa-satwa di Aviary Park menjadi lebih jinak dan nyaman hidup berdampingan dengan manusia," jelasnya lagi.