Suara.com - Saat akan melangsungkan pernikahan, masyarakat Jawa biasanya menggunakan primbon untuk memilih hari baik. Nah berikut ini cara hitung hari baik untuk menikah menurut primbon Jawa.
Diketahui bahwa primbon adalah kitab warisan budaya Jawa yang berisi pengetahuan, ramalan, dan pedoman hidup berdasarkan perhitungan tradisional Jawa. Termasuk panduan hitung hari baik untuk menikah.
Primbon dipakai sebagai panduan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya dalam menggelar pernikahan. Sehingga wajar jika calon pengantin sebelum memutuskan kapan untuk akad nikah pasti dihitung dulu hari baiknya.
Mengacu primbon Jawa, perhitungan hari baik untuk menikah menggunakan faktor tanggal lahir pasangan pengantin atau weton hari lahirnya.
Dalam tradisi Jawa, sebagian besar masyarakat Jawa yang akan menikah biasanya dipengaruhi oleh Primbon Jawa untuk memilih hari baik. Pemilihan hari baik ini diyakini dapat membawa keberuntungan dan keharmonisan dalam kehidupan berumah tangga.
Untuk memilih hari baik berdasarkan primbon ini tidak boleh sembarangan karena ada hitungannya. Lantas bagaimana cara hitung hari yang baik untuk menikah menurut primbon Jawa? Untuk mengetahuinya, berikut ini penjelasann ya.
Cara Menghitung Hari Baik untuk Menikah Menurut Primbon Jawa
Untuk memilih hari baik berdasarkan primbon sebelum menggelar pernikahan yaitu dengan menghitung weton dan neptu calon pengantin. Adapun langkah-langkah untuk menghitungnya yakni sebagai berikut:
1. Menentukan Weton
Weton ini terdiri dari hari lahir dalam kalender Masehi dan hari pasaran dalam penanggalan Jawa. Untuk mengetahui weton, kamu bisa melihat kalender Jawa yang hari pasarannya bertepatan dengan tanggal lahir.
Baca Juga: Hari Baik untuk Beli Motor Yamaha Aerox Menurut Primbon Jawa: Begini Cara Hitungnya
2. Menghitung Neptu
Setelah mengetahui wetonnya, kamu juga perlu mengetahui neptu kedua calon pengantin. Dalam penanggalan Jawa, hari dan pasaran tersebut memiliki nilai neptu. Adapun nilai neptu dalam penanggalan Jawa sebagai berikut:
Neptu Hari:
- Minggu: 5
- Senin: 4
- Selasa: 3
- Rabu: 7
- Kamis: 8
- Jumat: 6
- Sabtu: 9
Neptu Pasaran:
- Kliwon: 8
- Legi: 5
- Pahing: 9
- Pon: 7
- Wage: 4
Jika ingin menghitung neptu seseorang, maka nilai neptu hari lahir dan nilai neptu pasaran dijumlahkan. Misal hari lahir si Mia adalah Sabtu (9) dan niptu pasarannya adalah Legi (5). Maka neptunya yaitu 14 (9 + 5).
3. Menjumlahkan Neptu Pasangan Calon Pengantin
Jika neptu calon pengantin sudah diketahui, selanjutnya jumlahkan kedua neptu calon pengantin tersebut. Hasil penjumlahan tersebut nantinya akan digunakan untuk memilih menentukan hari baik acara pernikahan.
Sebagai gambaran, ada dua calon pengantin bernama Mia (Perempuan) yang lahir pada Sabtu Legi dan Imam (Laki-laki) lahir pada Kamis Pahing. Berikut ini cara perihutangan neptu kedua calon pengantin tesebut:
- Mia: Neptu lahir hari Sabtu (9) dan Neptu pasaran Legi (5), jadi total neptu yaitu 9 + 4 = 12
- Imam: Neptu lahir hari Kamis (8) dan Neptu Pasaran Pahing (9), jadi total neptu 8 + 9 = 17
Kedua neptu salong pasangan tersebut kemudian dijumlahkan yang hasilnya adalah 29 (12 + 17). Angka 29 inilah yang nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan atau memilih hari baik acara pernikahan berdasarkan primbon.
Tradisi Menikah di Bulan Syawal
Jika bicara menggenai tanggal pernikahan, banyak pasangan yang memilih tanggal pernikahan di bulan Syawa. Menikah di bulan Syawal pun seperti sudah menjadi semacam tradisi bagi sebagian masyarakat.
Lantas, bagaimana pandangan tradisi menikah di bulan Syawal menurut Primbon dan Islam? Berikut ini penjelasannya:
- Menikah Di Bulan Syawal Menurut Primbon
Dalam Kitab Primbon Jawa Serbaguna, R. Gunasasmita menyebutkan bahwa sebenarnya menikah bulan Syawal kurang baik. Bulan Syawal ini dinilai bisa memberikan dampak kurang baik bagi kehidupan pasangan yang menikah.
Menurut Primbon, pasangan yang menikah bulan Syawal nantinya akan dihadapkan dengan banyak kekurangan. Selain itu, disebutkan juga bahwa menggelar acara pernikahan bulan Syawal akan mengantarkan pasangan ke dalam lilitan utang.
Berdasarkan Primbon, bulan-bulan yang disarankan untuk menggelar pernikahan dalam kalender Jawa yaitu bulan Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, dan Besar. Untuk bulan-bulan di luar itu tidak disarankan karena dinilai tidak akan membawa keberuntungan.
- Menikah Bulan Syawal Menurut Pandangan Islam
Ada beberapa orang menilai bahwa menikah atau menggelar hajat pada bulan Syawal kurang baik. Namun, keyakinan tersebut bertentangan dengan ajaran Rasulullah SAW. Bahkan Rasulullah SAW menikahi Sayyidah Aisyah RA, pada bulan Syawal.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah SAW menolak keyakinan yang menilai bahwa bulan Syawal adalah bulan yang kurang baik untuk menggelar acara pernikahan. Hal ini juga disepakati oleh para ulama madzhab Syafi'i.
Muhyiddin Syaraf An-Nawawi juga menyampaikan, keyakinan tentang menikah di bulan Syawal tidak baik adalah pandangan yang tak berdasar dan itu adalah warisan dari keyakinan kaum jahiliyah. Jadi, dalam Islam tidak ada masalah menikah pada bulan Syawal.
Demikian penjelasan mengenai hari baik untuk menikah menurut Primbon Jawa lengkap dengan cara menghitungnya dan tradisi menikah di bulan Syawal.
Kontributor : Ulil Azmi