Alhasil, individu akan merasa mati rasa atau hampa secara emosional, bahkan ketika dihadapkan dengan rangsangan positif. Perubahan suasana hati—kesedihan, kemarahan, atau tidak ada emosi sama sekali—terjadi berkelanjutan, bukan sekadar respons emosional terhadap suatu peristiwa.
3. Kamu terus-menerus gelisah ketika tidur
Sangat mudah untuk menyalahkan kurang tidur karena bekerja gingga larut malam. Namun yang jelas, gangguan tidur secara terus-menerus bisa menjadi tanda depresi.
Beberapa orang mungkin kesiangan dan merasa semakin sulit untuk bangun di pagi hari. Sementara yang lain mungkin kesulitan untuk tertidur dan selalu gelisah di ranjang.
Kelelahan yang terus-menerus dapat menimbulkan perasaan cemas dan frustrasi. Jika dibiarkan, kondisi ini semakin memperburuk gejala depresi lainnya yang mungkin kamu alami.
4. Kamu merasa sakit di mana-mana
Depresi dapat memicu gejala-gejala yang menyakitkan seperti sakit kepala, nyeri di sekujur tubuh, dan kelelahan. Dalam beberapa kasus, nyeri mungkin merupakan tanda pertama atau satu-satunya dari depresi.
Rasa sakit dapat memperburuk depresi, yang kemudian dapat memperparah rasa sakit lebih jauh. Tak jarang kondisi ini menciptakan lingkaran setan yang terus-menerus memicu yang lain.
Penelitian dari studi tahun 2023 menunjukkan korelasi yang kuat antara mengalami nyeri tubuh yang meluas dan depresi. Orang yang mengalami depresi sering melaporkan nyeri dan rasa sakit yang samar-samar di sekujur tubuh mereka.
Baca Juga: 5 Tanda Depresi yang Sering Tak Disadari, Bukan Sekadar Sedih Sesaat
Hubungan ini dianggap dua arah, yang berarti nyeri dapat memperburuk depresi, dan depresi dapat meningkatkan persepsi nyeri.