Pendapatan Istri Lebih Tinggi dari Suami, Bagaimana menurut Pandangan Islam?

Nur Khotimah Suara.Com
Jum'at, 02 Mei 2025 | 14:20 WIB
Pendapatan Istri Lebih Tinggi dari Suami, Bagaimana menurut Pandangan Islam?
Banyak suami yang merasa minder ketika memiliki istri yang pendapatannya lebih besar dari mereka.

Suara.com - Kasus perselingkuhan yang dialami oleh Seleb TikTok Dilan Janiyar kini mencuri perhatian publik. Ibu satu anak ini mengaku mantan suaminya, Safnoviar Tiasdi, mengkhianatinya lantaran merasa insecure pendapatan Dilan Janiyar lebih tinggi.

Dilan pun membongkar kasus perselingkuhan ini melalui berbagai podcast, seperti Podcast Denny Sumargo, Maia Estianty, hingga Rachel Vennya.

Dalam era modern ini, peran perempuan dalam berbagai sektor kehidupan memang sudah semakin berkembang, termasuk dalam bidang ekonomi. Tidak sedikit perempuan, termasuk para istri, yang memiliki penghasilan lebih tinggi dibandingkan suami mereka.

Fenomena ini menimbulkan berbagai pertanyaan, baik dari sisi sosial maupun agama, khususnya dalam konteks ajaran Islam.

Lalu, bagaimana sebenarnya pandangan Islam terhadap kondisi ketika pendapatan istri lebih besar dari suami? Merangkum dari berbagai sumber, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Ilustrasi pasangan suami istri (Freepik/pch.vector)
Ilustrasi pasangan suami istri (Freepik/pch.vector)

1. Kedudukan Suami-Istri dalam Islam

Islam memandang pernikahan sebagai ikatan suci antara dua insan yang didasari oleh cinta, kasih sayang, dan saling melengkapi. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. Ar-Rum: 21)

Dari ayat ini, terlihat bahwa hubungan suami istri dalam Islam dibangun di atas rasa saling mencintai dan menghargai, bukan berdasarkan materi semata. Kedudukan suami sebagai kepala keluarga tidak bergantung pada besarnya penghasilan, melainkan pada tanggung jawabnya dalam memimpin, membimbing, dan menafkahi keluarga.

2. Kewajiban Menafkahi dalam Islam

Baca Juga: Young Lex dan Eriska Nakesya Cerai, Apakah Nikah Beda Agama?

Dalam Islam, kewajiban memberikan nafkah berada pada pundak suami. Hal ini ditegaskan dalam banyak ayat dan hadis, di antaranya, "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (QS. An-Nisa: 34)

Hadis Nabi SAW juga menyebutkan bahwa seorang laki-laki akan mendapatkan pahala dari nafkah yang diberikannya kepada istri dan anak-anaknya.

Namun, Islam tidak melarang perempuan untuk bekerja atau memiliki penghasilan. Selama pekerjaannya halal dan tidak mengabaikan tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu, maka penghasilan perempuan dalam Islam sah dan bahkan bisa menjadi sumber kebaikan.

Ilustrasi Pasangan Suami Istri (Pexels/Monstera)
Ilustrasi Pasangan Suami Istri (Pexels/Monstera)

3. Ketika Istri Berpenghasilan Lebih Tinggi

Islam tidak melarang istri memiliki penghasilan lebih tinggi dari suami. Bahkan, hal ini bukanlah sebuah aib ataupun pelanggaran dalam Islam. Harta istri tetap menjadi miliknya sepenuhnya, dan suami tidak berhak memaksa istri untuk menyerahkan penghasilannya, kecuali dengan kerelaan istri. 

Namun, kondisi ini tentu menuntut kedewasaan dan komunikasi yang baik dalam rumah tangga. Suami tidak boleh merasa rendah diri atau kehilangan harga diri karena penghasilannya lebih kecil. Begitu pula, istri yang berpenghasilan lebih besar tidak boleh merasa lebih tinggi atau merendahkan suaminya. Dalam Islam, kemuliaan seseorang tidak diukur dari materi, tetapi dari ketakwaan.

4. Etika dan Sikap Ideal dalam Rumah Tangga

Islam mendorong pasangan suami istri untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. Jika istri bersedia membantu suami dari penghasilannya dengan niat ikhlas, maka itu merupakan amal yang sangat mulia dan berpahala. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Sebaik-baik wanita adalah yang jika engkau pandang ia menyenangkanmu, jika engkau perintah ia menaati, dan jika engkau tidak ada ia menjaga diri dan hartamu." (HR. Abu Dawud)

Ini menunjukkan pentingnya kerja sama dan saling pengertian dalam rumah tangga. Jika suami istri mampu saling mendukung secara emosional, spiritual, dan finansial tanpa mengedepankan ego, maka rumah tangga akan lebih harmonis.

5. Menghindari Konflik dan Menjaga Keharmonisan

Perbedaan penghasilan seharusnya tidak menjadi sumber konflik, melainkan menjadi peluang untuk saling menguatkan. Islam menekankan pentingnya musyawarah dan saling pengertian dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga.

Jika suami merasa kurang mampu secara finansial, maka ia harus berusaha lebih keras tanpa merasa iri atau bergantung secara penuh pada istri. Sebaliknya, istri yang memiliki kelebihan rezeki hendaknya tetap menjaga sikap tawadhu dan menghormati peran suami sebagai pemimpin keluarga.

Dalam pandangan Islam, tidak ada cela atau larangan jika istri memiliki penghasilan lebih besar daripada suami. Namun, keduanya tetap memiliki tanggung jawab yang berbeda. Suami tetap berkewajiban menafkahi, sementara istri tidak dibebani kewajiban finansial, meski diperbolehkan membantu dengan kerelaan hati.

Penjelasan yang hampir sama juga disampaikan oleh Buya Yahya. Ulama kharismatik tersebut, dalam salah satu video, mengatakan bahwa Islam tidak mempermasalahkan pendapatan istri yang lebih banyak dari suami.

Hanya saja, Buya Yahya mengingatkan agar para istri yang memiliki penghasilan lebih besar dari suami untuk tak sombong. Sebab sifat ini akan menuju kepada hal-hal lain yang bisa menghancurkan rumah tangga.

"Enggak ada masalah. Yang salah adalah di saat seorang istri punya kelebihan (pendapatan), lalu sombong," tegas Buya Yahya seperti dilansir dalam video di kanal YouTube resmi Al-Bahjah TV pada Jumat, 2 Mei 2025.

Yang terpenting adalah menjaga niat, komunikasi, dan saling menghormati peran masing-masing dalam rumah tangga. Dengan demikian, perbedaan penghasilan tidak menjadi penghalang untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Kontributor : Dea Nabila

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI