Peserta diajak menyeduh matcha dengan cara tradisional, mencicipi perbedaan rasa dari berbagai jenis matcha, sekaligus memahami filosofi di balik prosesnya yang mengutamakan ketenangan dan kesadaran.
Kegiatan selanjutnya diisi dengan sesi hatha flow yoga yang dipandu oleh Yusak, seorang instruktur berpengalaman dalam praktik yoga. Setiap gerakan dalam yoga ini mengalir lembut dan berpadu dengan teknik pernapasan yang dapat membantu peserta melepaskan ketegangan tubuh sekaligus memusatkan pikiran.
Setelah sesi relaksasi dan eksplorasi rasa, peserta diajak menikmati sajian manis dalam format dessert omakase oleh Petit Garçon. Hidangan ini dihidangkan oleh Andika Adam, Direktur Kuliner Gdas Bali, bersama tim inovatifnya. Setiap dessert disajikan seperti karya seni dengan penuh detail, berlapis rasa, dan mengedepankan bahan-bahan alami.

Konsep omakase sendiri berarti “percayakan pada chef,” yang dapat menciptakan pengalaman kuliner spontan namun terseleksi dengan cermat. Selain memanjakan indera, sesi ini juga menjadi pengingat bahwa menikmati makanan bisa menjadi pengalaman spiritual jika dilakukan dengan penuh kesadaran.
Acara ditutup dengan sesi sound healing yang mendalam bersama Raja Burman, praktisi sound healing. Menggunakan instrumen seperti singing bowl, gong, dan alat musik etnik lainnya, Raj menciptakan gelombang suara yang membantu peserta memasuki kondisi relaksasi mendalam. Terapi suara ini bekerja dengan cara menyeimbangkan frekuensi tubuh dan pikiran, membantu meredakan stres, menurunkan kecemasan, serta meningkatkan kualitas tidur.
Para peserta tampak menutup mata dan membiarkan diri larut dalam suara, merasakan tubuh mereka terasa lebih ringan, tenang, dan jernih setelah sesi selesai.
Melalui berbagai rangkaian acara ini, Gdas Bali ingin mengajak publik untuk menyadari pentingnya merawat diri secara utuh, bukan hanya dari sisi fisik, tetapi juga mental dan spiritual.
Kehadiran Gdas Bali di Jakarta menjadi pengingat bahwa healing bukanlah pelarian, melainkan proses yang bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti bergerak sambil menarik napas dalam, menyeduh teh dengan tenang, hingga mendengarkan suara yang menyentuh jiwa.
(Sifra Kezia)
Baca Juga: Buku The Brain's Way of Healing: Mengeksplorasi Kemampuan Otak Manusia