Hardiknas 2025: Momentum Perguruan Tinggi Menjawab Tantangan Finansial Mahasiswa

Restu Fadilah Suara.Com
Senin, 05 Mei 2025 | 16:05 WIB
Hardiknas 2025: Momentum Perguruan Tinggi Menjawab Tantangan Finansial Mahasiswa
Ilustrasi mahasiswa perguruan tinggi. (Dok: Pexels/George Pak)

Suara.com - Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Mei, dunia pendidikan di Indonesia kembali diingatkan akan pentingnya transformasi yang berkelanjutan, terutama pada jenjang pendidikan tinggi.

Perguruan tinggi saat ini menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan di tengah dinamika global yang bergerak cepat. Mereka dituntut tidak hanya mempertahankan kualitas akademik, tetapi juga menjadi institusi yang inklusif dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

Terlebih lagi, dalam kondisi perekonomian nasional yang belum sepenuhnya stabil pasca-pandemi dan meningkatnya persaingan antarperguruan tinggi, inovasi bukan lagi sekadar opsi tambahan, melainkan menjadi kebutuhan utama yang tidak bisa ditunda.

Salah satu tantangan paling mendesak yang harus dihadapi adalah tingginya biaya pendidikan tinggi yang semakin hari makin membebani calon mahasiswa dan keluarganya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa indeks harga konsumen untuk sektor pendidikan menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan ini terjadi di saat daya beli masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah, masih tertekan oleh inflasi yang terus berlangsung dan stagnasi dalam pertumbuhan pendapatan.

Kombinasi faktor-faktor ini menyebabkan banyak lulusan sekolah menengah yang akhirnya harus menunda, bahkan membatalkan niat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, karena persoalan biaya yang tidak terjangkau.

Mahasiswa masa kini juga datang dengan ekspektasi yang jauh lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Mereka tidak hanya menuntut kualitas pembelajaran dari sisi akademik atau fasilitas fisik, tetapi juga menginginkan kampus yang mampu memahami dan merespons kebutuhan mereka secara lebih personal

Kenyamanan dalam penggunaan teknologi digital, metode pembelajaran yang fleksibel, serta akses terhadap solusi keuangan yang praktis dan terpercaya menjadi aspek yang sangat dipertimbangkan. Perguruan tinggi yang gagal memenuhi harapan ini berisiko kehilangan minat pendaftar dan menghadapi penurunan tingkat retensi mahasiswa.

Menurut Grace Sunarjo, Chief of Product Growth and Marketing OttoDigital, baik mahasiswa maupun orang tua kini lebih selektif dalam memilih institusi pendidikan. Ia menjelaskan bahwa masyarakat tidak lagi cukup dengan reputasi akademik semata. Mereka juga menuntut adanya dukungan komprehensif dari kampus, termasuk dalam hal pembiayaan pendidikan yang fleksibel, transparan, dan mudah diakses.

Baca Juga: Hardiknas: Bukan Sekadar Upacara, Tapi Tentang Kita Percaya pada Pendidikan

Menanggapi kebutuhan ini, OttoDigital meluncurkan OttoEdu, sebuah layanan inovatif di bidang pembiayaan pendidikan. OttoEdu memungkinkan mahasiswa untuk membayar biaya pendidikan secara cicilan bulanan yang disalurkan langsung ke universitas terkait. Dengan sistem ini, pengelolaan dana menjadi lebih terarah dan penggunaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan akademik mahasiswa secara langsung.

Salah satu institusi pendidikan tinggi yang telah menjalin kerja sama dengan OttoEdu adalah Universitas Islam Nusantara (Uninus) yang berlokasi di Bandung. Lewat kemitraan ini, Uninus memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa untuk mengakses pembiayaan yang terjangkau. Hal ini memberikan harapan besar bagi mahasiswa yang sebelumnya terbebani oleh kendala keuangan untuk tetap melanjutkan pendidikannya.

Agus, seorang mahasiswa dari Fakultas Ekonomi di Uninus, mengungkapkan bahwa kehadiran layanan seperti OttoEdu sangat meringankan beban para mahasiswa. Ia menuturkan bahwa dengan adanya sistem cicilan yang terjangkau, dirinya dan banyak rekannya dapat lebih fokus pada studi tanpa harus terus-menerus memikirkan sumber dana tiap semester. Agus juga berharap agar lebih banyak kampus di Indonesia yang menyediakan solusi serupa agar pemerataan kesempatan pendidikan bisa benar-benar terwujud.

OttoEdu dirancang dengan sistem digital yang terintegrasi dan proses penjaminan oleh wali mahasiswa, sehingga memberikan keamanan dan kecepatan dalam proses administrasi, baik bagi pihak universitas maupun mahasiswa. Inovasi ini merupakan wujud konkret bagaimana perguruan tinggi dapat menjadi lebih adaptif terhadap realitas yang dihadapi generasi muda saat ini.

Dalam momentum Hari Pendidikan Nasional ini, OttoDigital mengajak seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk lebih terbuka terhadap pendekatan-pendekatan baru yang tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada aspek kemanusiaan dan kebutuhan nyata mahasiswa. Pendidikan yang inklusif bukan hanya soal membuka pintu bagi lebih banyak orang, tetapi juga memastikan mereka bisa menyelesaikan perjalanan akademik mereka tanpa terkendala masalah finansial yang dapat mengancam masa depan. ***

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI