Poppy menambahkan, IFW 2025 nantinya bukan sekadar ajang gelaran busana tetapi juga mempertemukan para desainer dengan para pelaku usaha dan perajin lokal.
Harapannya, ajang ini mampu membuat produk fesyen Indonesia lebih berkembang, lalu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja.
Bahkan tidak menutup kemungkinan nantinya IFW 2025 bisa menjadi magnet baru bagi wisatawan mancanegara yang tertarik pada fesyen, untuk menyelami busana khas Ibu Kota tapi tetap dengan mengedepankan nilai-nilai budaya.

Tak main-main, Poppy berharap IFW 2025 mampu menjadikan kota Jakarta memiliki magnet wisata selaiknya Bali dan Yogya, namun dengan ciri khas warga dan budayanya, dalam hal ini dari sisi sebagai kota metropolitan.
"Kita harus menarik sesuai dengan pemerintah keinginannya untuk menarik lebih banyak lagi turis. Dan turis itu akan menjadi tertarik kalau ada backup dari kulturnya seperti Bali misalnya atau Jogja," ungkap Poppy.
“Kami melihat Indonesia Fashion Week sebagai platform strategis untuk memperkenalkan Jakarta sebagai kota yang tidak hanya menjadi pusat ekonomi, tapi juga pusat kebudayaan dan gaya hidup. Kampanye Ronakultura memperkuat posisi Jakarta sebagai ruang kreatif yang terus berkembang dan terbuka untuk kolaborasi lintas sektor,” timpal Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata.