suara hijau

Di Balik Label 'Hijau' Sebuah Produk: Mengapa Mesti Waspada Gimik Greenwashing?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 13 Mei 2025 | 12:46 WIB
Di Balik Label 'Hijau' Sebuah Produk: Mengapa Mesti Waspada Gimik Greenwashing?
Ilustrasi gaya hidup ramah lingkungan. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produk dengan label “hijau” kini makin mudah ditemukan di pasaran. Dari fesyen, kosmetik, hingga makanan, semuanya berlomba-lomba mengklaim diri sebagai ramah lingkungan.

Di tengah meningkatnya kesadaran anak muda soal krisis iklim, tren ini terlihat menjanjikan. Sebuah studi berjudul Analysis of Environmentally Friendly Product Selection by Millennials and Gen Z in the Indonesian Market menyoroti bahwa dampak lingkungan yang dirasakan dan reputasi merek berperan besar dalam membentuk preferensi konsumen muda. 

Namun, benarkah semua produk berlabel “sustainable” atau “eco-friendly” benar-benar ramah terhadap Bumi? Faktanya, tidak selalu.

Teaching Staff di bidang Bioteknologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Tan Watumesa A, dalam tulisannya di The Conversation yang berjudul "Beli produk ‘hijau’? Tetap waspada jebakan gimik ‘greenwashing’" mengingatkan bahwa di balik label hijau yang memikat, bisa saja tersembunyi praktik greenwashing. 

Apa Itu Greenwashing?

Ilustrasi ramah lingkungan (pixabay.com)
Ilustrasi ramah lingkungan (pixabay.com)

Greenwashing terjadi ketika perusahaan mengklaim produknya ramah lingkungan tanpa dasar yang kuat atau membesar-besarkan dampak positifnya. Tujuannya sederhana: menarik simpati dan uang konsumen yang peduli lingkungan. Padahal, apa yang terjadi di balik layar belum tentu sejalan dengan janji yang mereka gembar-gemborkan.

Dampaknya pun serius. Konsumen bisa merasa sudah “berkontribusi” pada lingkungan padahal hanya dimanipulasi citra. Ini menciptakan ilusi kontribusi atau false sense of accomplishment. Di sisi lain, kepercayaan publik terhadap gerakan keberlanjutan pun ikut tergerus.

Beberapa industri besar pernah terseret kasus greenwashing. Di industri fesyen, misalnya, ada merek yang mengaku produknya “berkelanjutan”, padahal masih menggunakan bahan sintetis dan bergantung pada tenaga kerja murah.

Dalam industri kosmetik, produk yang dilabel “natural” ternyata masih mengandung zat kimia berbahaya bagi lingkungan. Sementara di sektor makanan dan minuman, ada produk dengan klaim bebas bahan tertentu atau punya sertifikat hijau, tanpa transparansi soal rantai pasoknya.

Baca Juga: Transformasi Bisnis Hijau Mendesak Bagi Seluruh Sektor Industri

Mengapa greenwashing berbahaya?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI