Suara.com - Gaya hidup urban terus mengalami perubahan. Jika dulu masyarakat kota, terutama generasi muda, cenderung mengejar tempat-tempat populer, kini tren itu berkembang menjadi sesuatu yang lebih kompleks.
Generasi muda kini tak lagi sekadar mencari tempat nongkrong yang “Instagramable”, tapi juga menginginkan pengalaman yang lengkap dan berkesan.
Perubahan ini pun diamati oleh Taufan Rahmadi, pakar strategi pariwisata nasional. Ia melihat jika saat ini ada pergeseran dalam pola konsumsi masyarakat urban, dari yang bersifat fungsional menjadi lebih emosional dan sosial.
Dalam pandangannya, generasi muda kini tidak cukup hanya dengan datang ke satu lokasi, berfoto, lalu pulang. Mereka ingin merasakan sesuatu yang utuh, yang bisa dinikmati, dibagikan, dan menjadi bagian dari identitas mereka.
“Khususnya generasi muda sekarang, mereka tidak hanya mencari tempat, tapi mencari pengalaman yang bisa dibagikan, dinikmati, dan menjadi bagian dari identitas sosial mereka,” ujar Taufan Rahmadi.
Tren ini mendorong munculnya konsep baru dalam pengembangan ruang kota, yakni integrated lifestyle. Ini bukan hanya soal menggabungkan beberapa tempat hiburan atau restoran dalam satu area.
Tetapi menciptakan ekosistem gaya hidup di mana kuliner, belanja, hiburan, hingga kegiatan berbasis alam atau budaya saling terhubung dalam satu kawasan yang mudah diakses.
Menurut Taufan Rahmadi, kawasan yang mengusung konsep seperti ini akan lebih mudah menjawab kebutuhan masyarakat urban masa kini yang menginginkan kenyamanan, fleksibilitas, sekaligus nilai eksklusif.
“PIK menjadi magnet baru bagi warga Jakarta yang menginginkan sebuah experience lifestyle yang terintegrasi. Ini cocok dengan kebutuhan masyarakat urban yang menginginkan kepraktisan, kenyamanan, sekaligus eksklusivitas,” tambahnya.
Baca Juga: Pulau Pahawang, Spot Snorkeling dengan Pemandangan Alam Cantik di Lampung
Contoh Nyata: PIK sebagai Magnet Gaya Hidup Terpadu