Suara.com - Sebuah patung tembaga setinggi empat meter yang menggambarkan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, kini berdiri di kawasan perbukitan Liang Melas Datas, Desa Kutambelin, Kecamatan Lau Baleng, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Patung ini diberi nama Monumen Juma Jokowi, dan telah menarik perhatian masyarakat luas karena nilai pembangunannya yang mencapai sekitar Rp2,5 miliar.
Disebutkan, patung ini bangun secara swadaya masyarakat dari enam desa dan tiga dusun di wilayah Liang Melas Datas (LMD), proyek ini juga mendapat dukungan tambahan dari sejumlah pihak.
Salah satunya adalah sang menantu Bobby Nasution, yang saat itu masih menjadi Wali Kota Medan. Bersama beberapa rekannya, ia menyumbang dana sebesar Rp500 juta untuk pembuatan patung.
Meski sempat menuai sorotan karena biaya yang tergolong besar, warga setempat menganggap proyek ini sebagai bentuk penghargaan kolektif terhadap perubahan yang terjadi di daerah mereka, khususnya pembangunan akses jalan sepanjang 37 kilometer.
Di mana, sebelum jalan tersebut diperbaiki, wilayah LMD dikenal terisolasi dan sulit dijangkau, terutama dalam kegiatan distribusi hasil pertanian. Kini, dengan kondisi jalan yang telah membaik, aktivitas ekonomi dan mobilitas warga mengalami peningkatan.
Namun, perlu dicatat bahwa pembangunan patung ini tidak dilakukan oleh pemerintah pusat, melainkan murni dari inisiatif dan kontribusi lokal masyarakat.
Dari sisi desain, patung ini menampilkan sosok Jokowi yang memegang buah jeruk di tangan kiri, buah khas dari kawasan tersebut sementara tangan kanannya mengepal ke atas. Bagian kaki tidak tampak, dan digantikan dengan bentuk menyerupai api, yang disebut sebagai simbol semangat.
Patung ini dikelilingi taman bunga, tanaman hias, serta ladang jeruk yang menjadi identitas pertanian lokal. Area sekitarnya pun ditata dengan jalur batu dan tangga yang mengarah ke pelataran utama, dengan pemandangan perbukitan sebagai latar belakang alami.
Baca Juga: Jokowi Dikabarkan Nyalon Ketum PSI, Golkar Pasrah!
Penampakan patung ini sempat menjadi perbincangan di media sosial, khususnya setelah video unggahan akun TikTok @inalompoh memperlihatkan kondisi area monumen yang tampak sudah tertata dan menjadi daya tarik visual baru di desa tersebut.
Meskipun belum diresmikan secara resmi, patung ini sudah bisa dikunjungi dan telah menarik perhatian warga sekitar. Tak heran di media sosial, beragam komentar menarik pun ditinggalkan netizen.
"Patung megah, tapi kalian lupa di sekitarnya masih ada kekurangan rakyat yg dak mampu," kata @rah****.
"Mantan presiden harusnya hidup tenang n nyaman, seperti mantan presiden yg lain. Tapi ini panen hujatan, ada yg tau knp?," tanya @sum****.
"Patungnya di tanah Karo, saya fikir dikampung halaman pak joko. kenapa ga dikampung halamannya dibuat kan lebih cocok," tambah @cow****.
"Itu patung nya megang apa ditangan kiri megang ijasah kah?," sindir @dim****.
Kepala Desa Kutambelin, Efranda Kembaren, mengonfirmasi bahwa pembangunan patung sudah rampung, meski beberapa bagian area taman dan fasilitas lainnya masih dalam tahap penyelesaian.
Ia juga menyebutkan bahwa Jokowi sempat mengunjungi Desa Liang Melas Datas pada Jumat siang, namun kunjungannya tidak dalam rangka peresmian patung, melainkan untuk bertemu dengan petani jeruk di kawasan tersebut.
Monumen Juma Jokowi seolah menjadi representasi inisiatif warga yang ingin menandai perubahan kondisi daerahnya.
Terlepas dari kontroversi biaya atau pandangan politik, patung ini mencerminkan bagaimana masyarakat lokal dapat bergotong royong dan membangun simbol kebanggaan tersendiri atas pengalaman mereka sebagai bagian dari perubahan infrastruktur yang terjadi di daerah terpencil.