Upaya ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. Pemerintah telah menekankan pentingnya pelestarian ekosistem pesisir sebagai bagian dari strategi nasional menghadapi krisis iklim.
Mereka menegaskan komitmennya terhadap prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dengan kolaborasi berbagai pihak, dari sektor swasta hingga komunitas lokal, pemulihan ekosistem laut bukanlah mimpi. Ia adalah langkah nyata menuju masa depan yang lebih bersih, hijau, dan inklusif.
Peran Vital Terumbu Karang dalam Menjaga Ekosistem Laut
Sama seperti manusia yang butuh rumah untuk tinggal dan tumbuh, biota laut juga memerlukan tempat yang aman untuk hidup, berkembang biak, dan berlindung dari ancaman. Di sinilah pentingnya peran terumbu karang sebagai penopang utama ekosistem laut.
Terumbu karang tak hanya indah dipandang, tapi juga memegang peranan krusial dalam menjaga keseimbangan kehidupan bawah laut. Berikut beberapa manfaat utama terumbu karang bagi laut dan penghuninya:
Habitat Bagi Ribuan Spesies Laut
Terumbu karang adalah rumah bagi berbagai makhluk laut—mulai dari ikan, moluska, udang-udangan (krustasea), hingga organisme mikroskopis. Struktur kompleks karang menyediakan ruang perlindungan dari predator, tempat pemijahan, hingga lokasi berkembang biak.
Bagi ikan-ikan karang, ekosistem ini menjadi tempat yang ideal untuk bertelur dan membesarkan anak-anaknya. Kehadiran terumbu karang membantu menjaga kelangsungan hidup berbagai spesies laut yang saling bergantung satu sama lain.
Penyaring Alami Air Laut
Baca Juga: Pemerintah Prabowo Mau Kembangkan Bioavtur dari Rumput Laut
Terumbu karang berfungsi layaknya filter alami yang menjaga kejernihan dan kualitas air laut. Mereka mampu menyerap partikel organik dan kelebihan nutrisi yang terbawa arus. Fungsi ini sangat penting untuk mencegah eutrofikasi, yaitu kondisi ketika nutrisi berlebih memicu pertumbuhan alga yang tidak terkendali, yang pada akhirnya bisa merusak ekosistem lain di sekitarnya.