Suara.com - Perut buncit merupakan permasalahan yang dialami oleh sebagian orang. Permasalahan ini dapat melunturkan rasa percaya diri karena memengaruhi penampilan sehari-hari.
Kondisi ini dapat dipengaruhi karena mengonsumsi makanan dan minuman yang memicu peradangan sehingga menyebabkan timbunan lemak di perut.
Timbunan lemak di perut ini juga dapat meningkatkan peradangan kronis, resistensi insulin dan ketidakseimbangan hormon.
Mengutip Eat This, Not That, berikut ini jenis makanan bersifat inflamasi yang bisa memicu perut buncit.
1. Karbohidrat Olahan

Seorang ahli diet olahraga dan penulis Flat Belly Cookbook for Dummies, Tara Collingwood menjelaskan bahwa karbohidrat olahan, termasuk roti tawar, pasta, dan kue kering merupakan jenis makanan yang bersifat memicu peradangan.
Makanan ini juga bersifat inflamasi karena kehilangan serat dan nutrisi saat diolah. Karbohidrat olahan ini bisa meningkatkan kadar gula darah, meningkatkan penyimpanan lemak, terutama lemak visceral perut, dan memicu peradangan.
2. Gula Tambahan

Jenis makanan yang mengandung gula tambahan, seperti soda, permen, dan makanan yang dipanggang bisa menyebabkan timbunan lemak di perut.
Baca Juga: 7 Kuliner Khas Arab Saudi yang Jadi Favorit Jemaah Haji Indonesia
Konsumsi fruktosa yang berlebihan dapat menyebabkan perlemakan hati, peradangan, dan resistensi insulin. Hal ini bisa menyebabkan timbunan lemak perut meningkat dan disfungsi metabolisme.
3. Makanan Mengandung Lemak Trans

Makanan yang mengandung lemak trans, seperti kue, gorengan, makanan cepat saji, dan makanan ringan kemasan dapat menyebabkan perut buncit.
Lemak trans, minyak yang terhidrogenasi sebagian sangat buruk bagi lingkar pinggang. Lemak trans dapat meningkatkan penanda inflamasi dan penumpukan lemak perut sehingga terlihat buncit.
4. Daging Olahan

Daging olahan, termasuk bacon, sosis, dan hot dog, juga bersifat sangat inflamasi. Jenis makanan ini mengandung bahan pengawet dan natrium.
Daging olahan ini tidak hanya menyebabkan perut buncit karena lemak yang tertimbun di perut. Apabila terlalu sering mengonsumsi daging olahan, risiko penyakit jantung dan risiko obesitas meningkat.
5. Makanan yang Digoreng

Makanan yang digoreng, termasuk ayam goreng dan kentang goreng bersifat memicu peradangan. Makanan yang sering dimasak dengan minyak tidak sehat ini mengandung banyak lemak omega-6 dan lemak trans.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng ini juga dapat meningkatkan stres oksidatif dan penumpukan lemak, salah satunya di perut.
6. Alkohol

Minuman beralkohol, terutama bir dan koktail mengandung campuran gula yang bersifat memicu peradangan. Apabila dikonsumsi berlebihan, efeknya akan mengganggu bakteri usus dan fungsi hati.
Dampak terlalu sering mengonsumsi minuman beralkohol dapat mendorong penyimpanan lemak perut dan mengganggu metabolisme tubuh.
7. Pemanis Buatan

Pemanis buatan mungkin tampak seperti pilihan yang lebih baik bagi pinggang. Namun, pemanis buatan bersifat inflamasi.
Pemanis buatan dapat mengubah mikrobiota usus dan toleransi glukosa pada beberapa individu. Terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman mengandung pemanis buatan dapat memicu penyimpanan lemak berlebih dan peradangan pada individu yang sensitif.
8. Minyak Nabati yang Mengandung Omega-6 Tinggi

Minyak sayur yang tinggi omega-6 juga harus dihindari apabila tidak ingin memiliki perut buncit.
Minyak ini bersifat inflamasi karena kaya akan lemak asam omega-6. Jika berlebihan dan tidak seimbang dengan omega-3, maka bisa memicu peradangan.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak omega-6 dapat menyebabkan peningkatan penyimpanan lemak, terutama di sekitar perut.
Seorang ahli diet olahraga dan penulis Flat Belly Cookbook for Dummies, Tara Collingwood menyarankan untuk lebih memilih makanan utuh atau real food untuk meningkatkan asupan serat. Pilih lemak sehat, seperti kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun.