3. Sangeh Monkey Forest, Bali
Lebih dari sekadar melihat monyet ekor panjang di habitat aslinya, wisatawan diajak memahami ekosistem hutan lindung. Keberadaan pura suci di dalam hutan juga memperkuat unsur budaya dan spiritual lokal.
4. Punti Kayu, Palembang
Kawasan hutan pinus seluas 50 hektar ini menjadi paru-paru kota sekaligus wahana edukatif. Wisatawan bisa belajar menanam pohon, berinteraksi dengan satwa, hingga mengenal pentingnya konservasi flora dan fauna lokal.

5. Umbul Ponggok, Klaten
Dari sumber irigasi menjadi destinasi wisata air dengan pengelolaan profesional oleh masyarakat. Konsep community-based tourism menjadikan Umbul Ponggok sebagai contoh sukses ekowisata berbasis air yang ramah lingkungan dan ekonomis, dengan pendapatan mencapai Rp4 miliar per tahun.
Menuju Pariwisata Masa Depan
Ekowisata adalah jalan tengah antara eksplorasi dan konservasi. Dalam praktiknya, ia tidak hanya membawa manfaat bagi alam, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi komunitas lokal. Edukasi terhadap wisatawan, kesadaran akan dampak lingkungan, dan keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan.
Sebagai negara yang kaya akan keindahan alam dan budaya, Indonesia punya semua syarat untuk memimpin tren pariwisata berkelanjutan. Namun, ini hanya bisa tercapai jika seluruh pihak, dalam hal ini pemerintah, swasta, wisatawan, dan masyarakat, bergerak bersama.
Baca Juga: Batu Night Spectacular: Siap Menguji Adrenalin di Malam Hari!
Karena menjaga bumi tidak harus mengorbankan petualangan. Kita hanya perlu berwisata dengan lebih bijak.