Suara.com - Olahraga memang bagus untuk kesehatan. Namun, ada beberapa di antaranya yang perlu dihindari bagi penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Menurut Medical News Today, penderita hipertensi yang tidak terkontrol sebaiknya menghindari olahraga intensitas tinggi yang bisa meningkatkan tekanan darah.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan kepada penderita hipertensi untuk menghindari olahraga berikut ini:
1. Angkat beban berat
Mengangkat beban yang sangat berat dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang cepat dan signifikan.
2. Latihan isometrik
Latian isometrik melibatkan kontraksi otot tanpa gerakan sendi atau perubahan panjang otot, seperti plank, wall sit, squat, dead hang dan bridge.

3. Olahraga interval intensitas tinggi (HIIT)
Latihan HIIT melibatkan ledakan singkat latihan intens yang diikuti oleh periode istirahat singkat.
Baca Juga: Automated External Defibrillator, Selamatkan Nyawa Bila Terjadi Serangan Jantung Saat Olahraga
4. Lari cepat
Lari cepat yang intens dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah yang tajam dan membebani sistem kardiovaskular. Khususnya pada penderita yang baru latihan intensitas tinggi serta tidak melakukan pemanasan memadai terlebih dulu.
5. Olahraga ekstrem
Olahraga ekstrem seperti scuba diving dan terjung payung juga bisa berbahaya bagi penderita hipertensi yang tidak terkontrol. Mereka bisa melakukannya bila dokter mengizinkannya.
Apa itu tekanan darah tinggi atau hipertensi?
Hipertensi merupakan kondisi medis kronis. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah di arteri, yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Diketahui bahwa pengukuran tekanan darah melibatkan dua angka, yakni tekanan sistolik atau tekanan saat jantung berdetak dan tekanan diastolik atau tekanan saat jantung beristirahat di antara berdetak.
Artinya, format untuk menghitung tekanan darah adalah "sistolik/diastolik" dan mengukurnya dalam milimeter merkuri (mmHg). Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg.
Seseorang menderita hipertensi ketika pembacaan secara konsisten melebihi level tersebut. Artinya, ada peningkatan kekuatan darah terhadap dinding arteri dan berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan.
Menurut para ahli, berikut tahapan dari tekanan darah tinggi:
Normal: kurang dari 120/80 mmHg.
Tinggi: 120-129/kurang dari 80 mmHg.
Hipertensi tingkat 1: 130-139/80-89 mmHg.
Hipertensi tingkat 2: lebih dari 140/90 mmHg.
Sementara penderita hipertensi tingkat 1 masih bisa beraktivitas walaupun terbatas, penderita hipertensi tingkat 2 sama sekali tidak disarankan untuk berolahraga.
Gejala hipertensi
Pakar kesehatan terkadang menyebut tekanan darah tinggi sebagai pembunuh diam atau silent killer. Sebab, penyakit kronis ini ada kemungkian tidak menimbulkan gejala apa pun.
Umumnya, penderita baru akan menyadari ketika sudah menjalani pemeriksaan rutin.
Namun, bila mengalami gejala, penderita hipertensi biasanya akan merasakan pusing yang konsisten, jantung berdebar-debar, mual dan muntah, sakit kepala, dan nyeri dada.
Bahkan, ada penderita yang sampai memiliki bercak darah di mata atau pendarahan subkonjungtiva.
Pengelolaan hipertensi atau tekanan darah tinggi
Penderita harus mengelola tekanan darah tinggi secara hari-hati untuk mencegah komplikasi kesehatan. Ini melibatkan rutin konsumsi obat resep sesuai anjuran dokter dan berkomitmen pada gaya hidup sehat.
Orang yang menderita tekanan darah tinggi perlu mempertimbangkan strategi gaya hidup berikut:
- Mengonsumsi makanan seimbang dan rendah garam
- Mengurangi asupan alkohol
- Berhenti merokok
- Melakukan olahraga secara teratur
- Melakukan upaya untuk mempertahankan berat badan ideal
- Menemukan cara sehat untuk mengelola stres
- Minum obat sesuai resep
- Rutin cek kesehatan dengan dokter
Penderita harus memperhatikan informasi-informasi di atas. Pasalnya, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal.