10 Tanda-Tanda Diterimanya Ibadah Haji oleh Allah SWT Sesuai Syariat Islam

Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:43 WIB
10 Tanda-Tanda Diterimanya Ibadah Haji oleh Allah SWT Sesuai Syariat Islam
Tanda-Tanda Diterimanya Ibadah Haji oleh Allah SWT (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menunaikan haji di Tanah Suci bukan hanya sekadar ritual keagamaan semata, namun menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Islam untuk mengharap rida Allah SWT.  Karena kewajiban ini merupakan perintah Allah SWT dan merupakan milik Allah SWT, dalam melaksanakannya pun harus dilakukan dengan ikhlas dan tulus hanya untuk Allah SWT.

Menunaikan ibadah haji merupakan wujud memenuhi rukun Islam kelima. Adapun perintah untuk menyempurkan ibadah haji ini tertuanh dalam surah Al-Baqarah ayat 196:

وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ ۗ فَاِنْ اُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗ ۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖٓ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَامٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍ ۚ فَاِذَآ اَمِنْتُمْ ۗ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ اِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ فِى الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ اِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗذٰلِكَ لِمَنْ لَّمْ يَكُنْ اَهْلُهٗ حَاضِرِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ࣖ ١٩٦

Artinya: "Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Akan tetapi, jika kamu terkepung (oleh musuh), (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji (tamatu'), dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (masa) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak menetap di sekitar Masjidil Haram. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Keras hukuman-Nya."

Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa, hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib bagi umat muslim yang mampu minimal seumur hidup sekali. Pelaksanaan haji dimulai sejak awal bulan Syawal hingga sebelum terbit fajar pada malam tanggal 9 Dzulhijjah untuk melakukan amalan-amalan yang termasuk ke dalam sunah haji. Lalu, jemaah harus melakukan rukun haji yang dilaksanakan pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijah setiap tahunnya.

Dalam melaksanakan ibadah haji bukan hanya tentang perjalanan fisik ke Mekkah saja. Jika tujuan dari perjalanan panjang tersebut hanya untuk berwisata, berdagang, atau tujuan duniawi lainnya, maka perjalanan itu tidak memiliki makna bahkan kehilangan esensinya. Haji menjadi perjalanan spiritual menuju ridha Allah SWT.

Karenannya, penting bagi umat Islam mengetahui tanda-tanda diterimanya ibadah haji oleh Allah SWT. Adapun orang yang berhasil menunaikan ibadah haji sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah disebut sebagai haji mabrur. Terdapat ganjaran atau pahala yang besar bagi pelaku haji mabrur.

Tanda-Tanda Diterimanya Ibadah Haji oleh Allah SWT

Melansir dari berbagai sumber, terdapat beberapa tanda-tanda diterimanya ibadah haji oleh Allah SWT. Beberapa tanda tersebut antara lain:

1. Allah SWT akan menutup aib-aib

Indikasi ibadah haji diterima oleh Allah SWT yang pertama yaitu Allah SWT akan menutup aib-aib kita dari pandangan manusia. Apabila seseorang setelah pulang haji namun sifat buruknya lebih terkenal di antara masyarakat, maka bisa dinilai sejauh mana ibadah haji yang dijalaninya.

Baca Juga: Aturan Membawa Air Zamzam ke Indonesia Sebagai Oleh-Oleh, Jangan Sembarangan!

2. Allah memberikan taufik kepadanya agar bisa melakukan manasik yang sesuai syariat

Sesuai dengan tuntutan (syariat) Islam tanpa menguranginya, seseorang dapat denfan mudah melakukan manasik haji. Hal ini bisa terjadi karena sebelumnya ia menjauhi larangan Allah SWT ketika menunaikan ragkain ibadah haji di Tanah Suci. Ia melakukannya sesuai dengan tuntunan syariat.

3. Kembali (ke daerahnya) dengan keadaan agama yang lebih baik dari sebelumnya.

Seseorang yang setelah berhaji kembali dengan keadaan bertaubat dan istiqamah dalam ketaatan serta terus-menerus dalam keadaan ini, maka dapat menjadi indikasi bahwa hajinya mabrur atau diterma Allah SWT. Jadi jadikanlah ibadah haji sebagai momentum menuju kebaikan. Sebab hal ini dapat menjadi pemacu dari perbaikan perjalanan kehidupan.

4. Gemar sedekah dan berinfaq

Dalam surah Al-Imran ayat 134 dijelaskan bahwa:

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ١٣٤

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."

5. Bersikap adil terhadap sesuatu atau seseorang

Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang berlaku adil. Apalagi ketika ia bersikap demikian setelah selesai menunaikan haji. Sikap ini dijelaskan dalam surah Al-Muntahanah ayat 8:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI