Suara.com - Media sosial baru-baru ini dihebohkan dengan kabar Ayam Goreng Widuran Solo, Jawa Tengah, yang ternyata menggunakan minyak babi ketika memasaknya.
Selama 50 tahun, restoran tersebut rupanya telah menggunakan minyak babi untuk menggoreng kremesan ayam.
"Kremesan dibuat dari yang nonhalal, dari minyaknya. Kalau untuk yang menggoreng ayam beda minyak, minyak yang dipakai untuk kremes nonhalal. Minyak ini cuma untuk kremesan," kata Nanang, salah satu pekerja.
Pernyataan tersebut pun viral di media sosial hingga memicu kemarahan di kalangan warganet. Pasalnya, restoran tersebut sudah memberi klaim halal pada makanannya.
Sejak viral di media sosial, pihak rumah makan pun meminta maaf serta melakukan klarifikasi.

Terlepas dari kasus tersebut, masyarakat juga perlu waspada ketika akan mengonsumsi suatu makanan. Supaya tidak tergocek lagi, ketahui ciri-ciri makanan yang mengandung minyak babi.
Minyak babi berasal dari lemak babi yang diproses melalui pemanasan atau rendering. Proses ini mencairkan lemak dari jaringan babi, kemudian disaring untuk menghasilkan minyak yang bersih.
Minyak ini sering digunakan dalam memasak, terutama dalam beberapa masakan tradisional dan industri makanan. Selain itu, minyak babi juga bisa digunakan dalam pembuatan sabun, kosmetik, dan produk industri lainnya.
Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Minyak Babi
Baca Juga: Skandal Ayam Goreng Widuran: FKBI Desak Sanksi Tegas, Regulasi Halal Dipertanyakan
Minyak babi atau lard sering digunakan dalam berbagai jenis makanan karena memberikan tekstur lebih renyah dan rasa gurih.
Namun, bagi sebagian orang, terutama umat Muslim, mengenali makanan yang mengandung minyak babi menjadi hal penting.
Berikut beberapa tanda yang bisa membantu mengidentifikasinya:
1. Tekstur Lebih Renyah dan Berminyak
Makanan yang digoreng dengan minyak babi cenderung memiliki tekstur lebih renyah dibandingkan minyak nabati. Selain itu, makanan ini sering tampak lebih berminyak atau memiliki lapisan berkilau.
2. Aroma Khas