Konsep Desain Rumah Ramah Lingkungan: Wajib Dicoba untuk Selamatkan Bumi

Nur Khotimah Suara.Com
Jum'at, 30 Mei 2025 | 18:16 WIB
Konsep Desain Rumah Ramah Lingkungan: Wajib Dicoba untuk Selamatkan Bumi
Ilustrasi rumah ramah lingkungan (Pexels/Damm Aaaa).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konsep rumah ramah lingkungan kini menjadi angin segar ide desain rumah bagi mereka yang tengah berencana membangun hunian impian.

Adapun kekinian, gerakan desain rumah ramah lingkungan tak hanya punya tujuan yang mulia untuk menyelamatkan bumi, namun juga dibalut dengan berbagai gaya arsitektur estetik nan trendy.

Sebagai terobosan baru, desain ramah lingkungan juga terbukti menambah kualitas hidup bagi para penghuni, meningkatkan kualitas kesehatan, menambah produktivitas, hingga menghemat biaya produksi maupun perawatan rumah.

Desain rumah demikian akhirnya menjadi referensi untuk membangun rumah baik untuk keluarga kecil maupun besar.

Lantas, seperti apa ciri-ciri desain rumah ramah lingkungan yang bisa diterapkan sebagai referensi untuk membangun hunian impian? 

Memaksimalkan penghematan energi dan meminimalisir limbah

Rumah ramah lingkungan (Pexels/ArtHouse Studio).
Rumah ramah lingkungan (Pexels/ArtHouse Studio).

Rumah yang didesain agar ramah lingkungan dibangun sedemikian rupa agar penggunaan energi seperti air dan listrik bisa optimal dan tidak boros. Tentu, penghematan tersebut tak serta merta mengorbankan kenyamanan para penghuninya.

Desain rumah yang hemat energi memaksimalkan penggunaan energi sekaligus membuat orang-orang yang tinggal di dalamnya betah.

Ciri-ciri aristektur yang berusaha menghemat penggunaan energi adalah adanya akses pencahayaan alami.

Rumah dengan akses pencahayaan alami yang bagus memiliki jendela atau area tersendiri untuk sinar matahari masuk dan menyinari area yang luas.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Rumah Siap Huni di Jogja di Bawah Rp 500 Juta, Cocok Buat Tempat Tinggal di Masa Tua

Ketika pencahayaan alami baik, maka penggunaan listrik di siang hari untuk penerangan tak boros.

Rumah hemat energi juga berusaha menggunakan listrik sebaik mungkin, salah satunya dengan panel surya untuk menyimpan energi terutama untuk akses air panas.

Upaya memaksimalkan penggunaan sumber daya energi secara optimal dan hemat juga harus disertai dengan pengelolaan limbah yang baik.

Pertama, penghuni rumah harus menerapkan gaya hidup yang hemat dan meminimalisir limbah, terutama limbah anorganik.

Rumah juga idealnya disediakan satu area khusus untuk mengolah limbah organik menjadi kompos, agar dapat dimanfaatkan untuk pupuk bagi tanaman.

Drainase menjadi unsur yang tak kalah penting, agar air bekas yang digunakan bisa dikelola secara baik dan mengalir ke sumber pengelolaan yang tepat.

Area untuk tanaman hijau yang luas

Ilustrasi rumah ramah lingkungan (Pexels/Alexey Demidov).
Ilustrasi rumah ramah lingkungan (Pexels/Alexey Demidov).

Rumah yang mengusung konsep ramah lingkungan juga harus memiliki area ruang terbuka hijau yang cukup luas.

Alhasil, desain rumah kerap disertai dengan taman tersendiri untuk menanam pepohonan rindang yang dapat memaksimalkan produksi oksigen.

Pohon yang rindang juga memberikan kesejukan dan kualitas udara yang baik untuk penghuni di rumah, sekaligus memberikan asupan oksigen bagi lingkungan sekitar.

Ruang terbuka hijau juga harus disertai dengan sirkulasi udara rumah yang baik. 

Akses masuk udara ke dalam rumah harus maksimal, yakni dengan pemasangan ventilasi agar suhu dan kualitas suhu dan udara bisa memadai.

Dibangun menggunakan bahan yang berkualitas

Ilustrasi rumah ramah lingkungan (Pexels/Kelvin Siqueira).
Ilustrasi rumah ramah lingkungan (Pexels/Kelvin Siqueira).

Bangunan rumah ramah lingkungan juga harus menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Bahan yang ramah lingkungan tak selalu berarti bahan tersebut berkualitas rendah maupun murahan.

Faktanya, banyak bahan rumah ramah lingkungan yang kualitasnya tak kalah bagus dari bahan rumah biasa. Bahkan, beberapa bahan rumah ramah lingkungan juga bisa memiliki kualitas yang lebih memadai untuk membangun rumah.

Artinya, bahan yang diperoleh tak merusak lingkungan baik dari aspek cara memperolehnya dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar kala digunakan untuk membangun rumah.

Salah satu contoh bahan bangunan yang ramah lingkungan adalah batu bata daur ulang yang kualitasnya tak kalah dengan batu bata konvensional.

Kemudian, ada beberapa kayu dan bambu lokal yang diproduksi dengan meminimalisir kerusakan lingkungan.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI