Tak Sekadar Cari Bakat: Kompetisi Ini Jadi Ruang Tumbuh Chef Muda Dalami Dunia Gastronomi

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 14 Juli 2025 | 16:36 WIB
Tak Sekadar Cari Bakat: Kompetisi Ini Jadi Ruang Tumbuh Chef Muda Dalami Dunia Gastronomi
ilustrasi chef menaburkan garam (Freepik/mdjaff)

Suara.com - Di saat banyak anak muda masih mencari arah karier, ratusan lainnya justru memilih jalur yang jarang dilirik: dapur. Mereka datang dari berbagai kota, membawa semangat, keberanian, dan cita rasa dalam Elle & Vire Professionnel® Young Chef Competition 2025.

Memasuki tahun ketiga, kompetisi ini menjaring lebih dari 250 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Setelah dua tahun fokus pada pastry, tahun ini kategori memasak diperkenalkan untuk pertama kalinya.

Perluasan ini bukan hanya soal format, tapi menunjukkan bahwa talenta kuliner muda Indonesia terus tumbuh dan butuh ruang untuk berkembang.

Grand Final yang digelar 5 Juli 2025 di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, mempertemukan 24 finalis terbaik. Mereka datang dari beragam latar belakang , pelajar, Chef pemula, hingga praktisi independen , dan menunjukkan bahwa dapur bisa jadi panggung masa depan.

Ilustrasi chef pribadi (Freepik)
Ilustrasi chef pribadi (Freepik)

“Melalui Elle & Vire Professionnel® Young Chef Competition, kami menyoroti generasi baru talenta kuliner; baik Chef muda maupun profesional pemula dengan memberi ruang bagi mereka untuk menuangkan kreativitas dan keahlian dalam bidang Pastry maupun Cooking,” ujar Nessy Meghayani, Country Manager Savencia Fromage & Dairy Indonesia & Malaysia.

Dewan juri untuk kategori memasak melibatkan nama-nama besar seperti Chef Michelin Jean Baptiste Lavergne Morazzani, Chef Vindex Tengker, dan Chef Gilles Marx. Untuk kategori pastry, dinilai oleh Dedy Sutan, Woro Prabandari, dan Étienne Leroy, World Pastry Champion 2017.

“Kompetisi ini bukan hanya untuk mencari bakat. Tujuannya adalah menginspirasi dan mendorong setiap peserta untuk menekuni profesi Chef dengan penuh semangat, menghadapi tantangan, dan berupaya mencapai keunggulan dalam dunia gastronomi yang menuntut namun mengasyikkan,” kata Chef Jean Baptiste.

Chef Étienne Leroy menambahkan, “Mengikuti kompetisi ini adalah investasi besar. Ini menjadi sumber motivasi, kemajuan, dan dorongan untuk melampaui batas diri. Ini adalah perjalanan menuju pengembangan diri, sebuah evaluasi berkelanjutan dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan, dan upaya harian untuk mencapai keunggulan. Tetaplah fokus dalam perjalanan ini, temukan kebahagiaan melalui pekerjaan dan komitmen Anda. Semua kerja keras akan membuahkan hasil!”

Tahun ini, Indonesia dianggap jadi rujukan di kawasan Asia Tenggara. Managing Director Southern Asia Savencia, Joris Bernard, menyebut kompetisi di Indonesia sebagai “game-changer” yang menginspirasi negara lain untuk melakukan hal serupa. Kompetisi edisi Malaysia bahkan dijadwalkan berlangsung minggu depan.

Baca Juga: Cerita Remaja dan Kuliner Khas Betawi Berpadu dalam Novel Delicious Lips

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI