Suara.com - Bagi seorang muslim, hari Jumat adalah prime time. Sebuah hari festival mingguan yang dijanjikan penuh berkah, ampunan, dan kemuliaan.
Namun, di tengah kesibukan, seringkali kita hanya fokus pada kewajiban utamanya, yaitu Sholat Jumat, dan melewatkan 'harta karun' tersembunyi yang ditaburkan Allah SWT sepanjang hari itu.
Amalan di hari Jumat bukan hanya sekadar dzikir biasa. Levelnya di-upgrade, pahalanya dilipatgandakan.
Sebagaimana firman Allah, bahkan setelah sholat usai, kita diperintahkan untuk tetap mengingat-Nya.
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. [Al Jumu’ah/62: 10]
Imam An-Nawawi menegaskan, "Ketahuialah bahwa apa yang dibaca pada selain hari Jum’at, bisa diucapkan pada hari Jum’at, sunnahnya memperbanyak dzikir di dalam hari Jum’at lebih bertambah dari pada (hari) lainnya”.
Lalu, apa saja amalan spesifik yang menjadi kunci pembuka 'gudang pahala' di hari Jumat? Berikut adalah tiga amalan pamungkas yang sayang untuk dilewatkan.
1. Jalin Koneksi Langsung dengan Nabi Melalui Shalawat
Baca Juga: 7 Amalan Sunah Kunci Pembuka Berkah Sebelum Salat Jumat
Ini bukan sekadar ucapan rutin, ini adalah laporan langsung. Di hari Jumat, shalawat kita kepada Nabi Muhammad SAW memiliki jalur prioritas. Rasulullah sendiri yang memintanya.
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ: فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ قُبِضَ، وَفِيهِ النَّفْخَةُ، وَفِيهِ الصَّعْقَةُ، فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيهِ، فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ. قَالَ: قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ! وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ – يَقُولُونَ: بَلِيتَ -؟ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ
“Sungguh di antara hari-hari kalian yang paling utama adalah hari Jum’at... maka perbanyaklah oleh kalian bershalawat kepadaku pada hari tersebut, sungguh shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, dan bagaimana shalawat kami diperlihatkan kepadamu ? sementara (jasad) engkau sudah rusak ?, beliau bersabda: “Sungguh Allah –‘azza wa jalla- telah mengharamkan kepada tanah (untuk memakan) jasad para Nabi”.
Hadits ini memberikan sebuah gambaran yang luar biasa. Setiap shalawat yang kita ucapkan pada hari Jumat akan "disampaikan" langsung kepada Rasulullah.
Ini adalah cara kita untuk terus terhubung, menunjukkan cinta, dan berharap mendapatkan syafaatnya. Memperbanyak shalawat di hari Jumat adalah investasi terbaik untuk akhirat.
2. Nyalakan 'Cahaya Pelindung' dengan Surat Al-Kahfi
Jika Anda butuh 'asuransi spiritual' untuk satu minggu ke depan, inilah jawabannya. Membaca Surat Al-Kahfi di hari Jumat adalah amalan yang menjanjikan perlindungan dan cahaya petunjuk.
إِنَّ مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Sungguh barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at maka akan ada cahaya yang bersinar baginya di antara kedua Jum’at”.
"Cahaya" di sini dimaknai oleh para ulama sebagai petunjuk, penjagaan dari fitnah (terutama fitnah Dajjal), dan ketenangan hati.
Mengalokasikan waktu sekitar 20-30 menit untuk membaca Surat Al-Kahfi (bisa dimulai sejak Kamis malam) adalah sebuah 'ritual' mingguan untuk mengisi ulang iman dan membentengi diri dari kegelapan maksiat dan keraguan selama sepekan penuh.
3. Buru 'Golden Hour' Doa, Momen Mustajab yang Tak Tertolak
Inilah momen yang paling diburu. Di hari Jumat, Allah menyisipkan sebuah 'jendela waktu' singkat di mana setiap doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba yang beriman tidak akan ditolak.
فِيهِ سَاعَةٌ، لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي، يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Di dalamnya terdapat suatu jam (waktu), dimana seorang muslim tidak mendapatkannya dalam keadaan ia sedang shalat dengan meminta sesuatu kepada Allah, kecuali Dia akan memberikan kepadanya”.
Kapan 'golden hour' ini? Para ulama, seperti Ibnu Qayyim, menyimpulkan ada dua waktu yang paling berpotensi:
Saat Khatib di Mimbar: Waktu yang terbentang antara imam/khatib duduk di antara dua khutbah hingga selesainya sholat Jumat. Ini adalah momen sakral di mana seluruh jamaah berkumpul. Berdoalah dalam hati dengan penuh khusyuk di waktu singkat ini.
Setelah Sholat Ashar: Ini adalah pendapat yang paling kuat. Waktu mustajab ini terbentang sejak selesainya sholat Ashar hingga terbenamnya matahari (menjelang Maghrib).
Manfaatkan waktu ini untuk berdiam diri, berdzikir, dan memanjatkan semua hajat dan harapan Anda. Inilah waktu 'hotline' langsung kepada Allah yang sangat disayangkan jika terlewatkan hanya karena kesibukan duniawi.