Jam ini merupakan hadiah dari sang ibu saat ulang tahunnya, jauh sebelum ia mencapai kesuksesan seperti sekarang.
Kehadiran Seiko di antara deretan Patek Philippe dan Rolex menunjukkan bahwa nilai sebuah jam tangan tidak hanya diukur dari nominalnya, tetapi juga dari kenangan yang melekat padanya.
Filosofi Investasi dalam Sebuah Jam Tangan
Bagi Timothy Ronald, membeli jam tangan mewah bukanlah tindakan konsumtif semata.
Ia secara terbuka menyatakan, "Ini (jam tangan) cuman boleh dibeli kalau uang kalian udah terlampau jauh di atas harga barang-barang."
Nasihat ini sejalan dengan prinsip investasinya: bangun aset produktif terlebih dahulu, baru nikmati hasilnya.
Koleksi jam tangannya bisa dilihat sebagai diversifikasi aset. Jam tangan dari merek-merek tertentu, seperti Patek Philippe dan Rolex, terbukti memiliki nilai jual kembali yang stabil, bahkan cenderung meningkat seiring waktu.
Ini menunjukkan bahwa bahkan dalam memilih hobi pun, seorang Timothy Ronald tetap berpikir layaknya seorang investor.
Bagaimana menurut Anda? Apakah jam tangan favorit Anda juga memiliki cerita tersendiri? Bagikan pendapat dan kisah Anda di kolom komentar.
Baca Juga: 10 Jam Tangan Pria Branded Tapi Murah di Bawah Rp1 Juta, Mewah ala Sultan