Tak Sekadar Cari Nafkah, Bagaimana Program Kelas Internal Membentuk Budaya Kerja Dkriuk?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:32 WIB
Tak Sekadar Cari Nafkah, Bagaimana Program Kelas Internal Membentuk Budaya Kerja Dkriuk?
Ilustrasi Diskusi dengan Six Thinking Hats (Pexels.com)

Suara.com - Di banyak perusahaan, kesuksesan sering diukur dari angka, berapa banyak cabang dibuka, seberapa besar omzet, atau penghargaan apa yang berhasil diraih.

Namun di balik pencapaian itu, ada persoalan mendasar yang kerap terabaikan, pekerja yang hanya dipandang sebagai tenaga kerja tanpa ruang untuk berkembang sebagai manusia. Pola ini membuat motivasi cepat luntur, loyalitas rendah, dan daya tahan bisnis rapuh ketika menghadapi tantangan.

Fenomena tersebut juga akrab di industri kuliner waralaba yang sangat kompetitif. Di tengah target ekspansi yang kian ambisius, mudah sekali melupakan bahwa fondasi pertumbuhan justru terletak pada manusia di dalamnya.

Tanpa pembekalan karakter, etika, dan kepercayaan diri, bisnis rentan berjalan tanpa arah, hanya mengejar pertumbuhan jangka pendek.

Dari keresahan itu, Direktur Utama Dkriuk, Iksan, memilih jalur berbeda. Di sela kesibukan memimpin ekspansi salah satu brand kuliner terbesar di Indonesia, ia justru rutin turun langsung membina pekerja lewat program “Kelas Karyawan”.

Direktur Utama Dkriuk, Iksan mengadakan kelas bagi para pekerja. (Dok. Istimewa)
Direktur Utama Dkriuk, Iksan mengadakan kelas bagi para pekerja. (Dok. Istimewa)

“Menjadi pribadi yang sukses dan berkembang tidak cukup hanya dengan kerja keras. Kita harus selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah usaha, menjaga attitude, dan terus belajar menjadi pribadi yang positif, baik secara profesional maupun spiritual,” ujar Iksan dalam salah satu sesi kelas.

Setiap Selasa, sebanyak 20–25 orang duduk bersama, bukan sekadar belajar strategi kerja, tetapi juga membahas nilai hidup, etika, hingga spiritualitas.

Bagi Iksan, kesuksesan bukan hanya soal membesarkan brand atau meraih penghargaan. Ia percaya, bisnis yang kokoh lahir dari manusia yang berkarakter tangguh, percaya diri, dan mampu menyelaraskan tujuan profesional dengan nilai hidup yang lebih tinggi.

Di kelas itu, ia sering menekankan bahwa kerja keras saja tidak cukup, pekerja harus mampu menjaga attitude, melibatkan Allah dalam setiap langkah, dan terus belajar menjadi pribadi yang positif.

Baca Juga: Hajatan IPO Tahun Ini Sepi, OJK: Jauh dari Target

Program ini pun memberi dampak nyata. Banyak pekerja mengaku lebih termotivasi, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan dengan sikap yang lebih dewasa.

Bagi mereka, Kelas Karyawan bukan sekadar forum motivasi, tetapi juga bukti bahwa kepemimpinan sejati tumbuh ketika pemimpin berani hadir, mendidik, dan memberi teladan langsung.

Di tengah budaya perusahaan yang kerap terjebak pada target angka, langkah ini menegaskan bahwa membangun manusia adalah strategi jangka panjang yang jauh lebih berharga. Dari ruang kecil berisi puluhan pekerja setiap Selasa, lahirlah fondasi besar yang menopang pertumbuhan bisnis loyalitas, semangat, dan integritas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI