Suara.com - Parfum feromon semakin populer di dunia kecantikan. Bahkan baru-baru kembali viral di media sosial, terutama di TikTok. Parfum ini diklaim dapat memikat lawan jenis secara instan.
Ini bukan sekadar wewangian biasa, parfum feromon dirancang dengan campuran feromon sintetis, yaitu senyawa kimia yang dipercaya dapat memicu respons emosional atau ketertarikan dari orang lain.
Secara ilmiah, feromon adalah zat yang secara alami diproduksi oleh tubuh dan berfungsi sebagai sinyal kimia antar individu dalam spesies yang sama. Pada hewan, feromon berperan penting dalam menarik pasangan, menandai wilayah, atau menunjukkan kesiapan kawin.
Dalam konteks manusia, meski mekanismenya tidak sejelas pada hewan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa aroma tubuh dan senyawa tertentu seperti androstadienone dan estratetraenol bisa memengaruhi persepsi dan ketertarikan.
Parfum feromon mencoba meniru efek tersebut dengan menggabungkan molekul sintetis ke dalam formula wewangian.

Tujuannya adalah menciptakan aroma yang secara tidak sadar dapat meningkatkan daya tarik sensual, membangkitkan rasa nyaman, atau bahkan memicu ketertarikan romantis.
Beberapa merek mengklaim bahwa produk mereka mampu membuat pemakainya lebih “menarik” di mata lawan jenis.
Namun, efektivitas parfum feromon dalam memikat lawan jenis masih menjadi perdebatan. Para ahli menyebut bahwa daya tarik seseorang tidak hanya bergantung pada aroma, tetapi juga pada faktor psikologis, visual, dan sosial.
Meski begitu, aroma tetap memainkan peran penting dalam membentuk kesan pertama dan menciptakan koneksi emosional.
Baca Juga: 5 Parfum Wanita Terbaik untuk Tebar Pesona di Mal: Auto Bikin Noleh!
Bagaimana Cara Kerja Parfum Feromon?
Parfum feromon bekerja dengan mengandalkan senyawa kimia yang disebut feromon sintetis, molekul yang dirancang menyerupai feromon alami manusia.
Saat parfum feromon disemprotkan ke tubuh, senyawa ini akan menyebar melalui udara dan terdeteksi oleh organ penciuman orang lain.
Di sinilah letak keunikannya, feromon tidak selalu memiliki aroma yang kuat atau khas, tetapi bisa memicu respons emosional atau ketertarikan secara bawah sadar.
Mekanisme di balik daya tariknya:
- Deteksi oleh organ vomeronasal (VNO): Meski masih kontroversial, beberapa ilmuwan percaya bahwa manusia memiliki organ kecil di hidung yang dapat mendeteksi feromon, mirip seperti pada hewan.
- Pemrosesan di otak: Setelah terdeteksi, sinyal feromon diproses oleh sistem limbik, bagian otak yang mengatur emosi, gairah, dan perilaku sosial.
- Efek psikologis: Aroma feromon dapat meningkatkan rasa nyaman, percaya diri, atau ketertarikan terhadap orang yang mengenakannya, meski efeknya bisa berbeda-beda tergantung pada persepsi dan konteks sosial.
Kandungan umum dalam parfum feromon:
a. Androstenol & Androstenone: Dikaitkan dengan aroma maskulin, sering digunakan dalam parfum pria.
b. Estratetraenol: Lebih umum dalam parfum wanita, memberi kesan feminin dan lembut.
c. Musk, ambergris, civet: Bahan-bahan klasik yang berfungsi sebagai fixative dan memberi kesan sensual.
Meski efek parfum feromon bisa berbeda-beda pada tiap individu, banyak orang menggunakannya sebagai penunjang rasa percaya diri dan daya tarik personal.