Suara.com - Pertanyaan publik soal beda fungsi rantis Brimob Barracuda dan Rimueng kembali mencuat setelah insiden pengamanan demo 28 Agustus 2025. Dalam peristiwa tersebut, sebuah kendaraan taktis diduga melindas seorang driver ojek online.
Lalu, apa sebenarnya perbedaan fungsi kedua kendaraan taktis ini, dan mana yang lebih cocok dipakai dalam pengendalian massa?
Rantis Brimob Rimueng
Rimueng adalah rantis buatan dalam negeri hasil kolaborasi PT Pindad dan Brimob Polri. Namanya diambil dari bahasa Aceh yang berarti harimau, mencerminkan kegagahan dan keganasannya di medan tugas.
Rimueng menjadi bukti kemampuan industri pertahanan nasional dalam menghasilkan kendaraan taktis modern.

Spesifikasi dan fitur utama Rimueng:
Proteksi dan kapasitas: bobot 14 ton, bodi baja penuh yang tahan terjangan peluru senjata ringan. Kapasitas angkut mencapai 12 personel bersenjata lengkap, termasuk 8 personel yang bisa berdiri di footstep luar.
Performa mesin: ditenagai mesin diesel bertenaga besar, mampu melibas medan perkotaan hingga pedalaman yang sulit dijangkau.
Fitur krusial: dilengkapi ban run flat tire, sehingga tetap bisa melaju meski ban kempis atau tertembak.
Baca Juga: Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Rupiah Anjlok
Fungsi taktis: cocok untuk operasi berisiko tinggi, pengamanan VVIP, hingga pengendalian massa yang rawan bentrok.
Rantis Brimob Barracuda
Berbeda dengan Rimueng, Barracuda adalah rantis impor dari Korea Selatan yang menjadi bagian modernisasi alutsista Polri sejak awal 2000-an.
Kendaraan ini dikenal luas sebagai ujung tombak Brimob dalam pengendalian demo anarkis maupun operasi anti-terorisme.
![Kendaraan taktis (rantis) barracuda yang membawa tim Persib Bandung ke Stadion Manahan, Solo, Jumat (3/11/2017). [Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/11/03/27583-kendaraan-taktis-barracuda-di-stadion-manahan.jpg)
Spesifikasi dan fitur utama Barracuda:
Level proteksi superior: bodi baja setebal 8 mm, kebal terhadap peluru kaliber 7,62 mm dan mampu menahan serpihan ledakan granat.
Kapasitas personel: dapat membawa hingga 15 anggota Brimob.
Kaki-kaki tangguh: dibangun di atas sasis Unimog seri 5000 buatan Jerman, yang teruji di medan ekstrem.
Jantung pacu powerful: memakai mesin diesel Mercedes-Benz OM 924 LA berkapasitas 3.730 cc dengan tenaga 218 hp.
Kecepatan maksimal mencapai 100 km/jam berkat sistem penggerak 4x4.
Fleksibilitas senjata: dapat dipasangi berbagai jenis senapan mesin berat di atap, menjadikannya efektif untuk operasi berskala besar.
Perbandingan Fungsi
Membandingkan keduanya seperti membandingkan dua petarung dengan gaya berbeda.
Rimueng adalah simbol kemandirian dan kebanggaan nasional. Ia serbaguna, tangguh, dan fleksibel menghadapi berbagai kondisi di Indonesia.
Barracuda adalah spesialis pertahanan. Dengan sasis Jerman, mesin Mercedes-Benz, serta lapisan baja lebih tebal, kendaraan ini dipersiapkan menghadapi ancaman dengan eskalasi tinggi di perkotaan.
Mana yang Lebih Cocok untuk Pengamanan Demo?
Jika berbicara soal pengendalian unjuk rasa di perkotaan, Barracuda lebih tepat digunakan. Kendaraan ini memang dirancang untuk crowd control, dengan proteksi optimal tanpa eskalasi berlebihan.
Sementara Rimueng sebenarnya bisa dipakai, tetapi lebih sesuai untuk operasi berisiko tinggi atau wilayah konflik. Penggunaan Rimueng dalam demo berisiko menimbulkan korban sipil karena bobot besar dan kemampuan tempurnya yang cenderung ofensif.
Hingga berita ini diturunkan, Brimob maupun Polri belum mengkonfirmasi apakah rantis yang digunakan oleh tujuh anggotanya adalah Rimueng atau Barracuda. Namun, jika dilihat dari ciri-ciri fisik yang terekam dalam video kamera pendemo, kendaraan tersebut lebih mendekati kriteria Rimueng.