Sementara itu, Ary Ginanjar Agustian, Founder ESQ sekaligus Ketua Yayasan UAG, menyebut pemetaan berbasis Talent DNA akan membantu mencegah adanya ASN yang salah jurusan atau salah penempatan. Ia menegaskan bahwa dukungan teknologi dan metodologi yang disiapkan pihaknya adalah kontribusi nyata dunia pendidikan untuk memperkuat birokrasi Indonesia tanpa membebani negara.
Bagi para calon pelamar ASN, sistem ini menjadi kabar baik. Karier di birokrasi kini tidak lagi identik dengan “ditempatkan di mana saja tanpa pilihan”. Dengan Talent DNA, ada harapan besar bahwa perjalanan karier akan dimulai di posisi yang sesuai potensi. Artinya, menjadi ASN tidak hanya soal stabilitas, tapi juga tentang kesempatan berkembang dan berkontribusi dengan maksimal bagi bangsa.