Gaji Nadiem Makarim Jadi Menteri Jokowi

Di tahun 2019, Nadiem Makarim dilantik oleh Presiden Jokowi untuk menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Setelah itu, dia mengambil keputusan untuk meninggalkan posisinya di Gojek.
Dibandingkan dengan valuasi Gojek yang sangat besar, pendapatan Nadiem sebagai menteri tergolong jauh lebih kecil.
Dalam Keppres Nomor 68 Tahun 2001 yang mengatur mengenai gaji menteri, disebutrkan bahwa gaji pokok seorang menteri adalah Rp5.040.000 per bulan.
Sementara tunjangan jabatan yang diterima menteri setiap bulannya adalah Rp13.608.000. Jad jika ditotal, pendapatan bulanan Nadiem sebagai menteri mencapai Rp18.648.000.
Walau begitu, seorang menteri juga memperoleh berbagai fasilitas, seperti rumah dan kendaraan dinas, serta jaminan sosial.
Nadiem juga berhak mendapatkan tunjangan yang berhubungan dengan kepentingan kementerian yang nilainya berkisar antara Rp100 juta hingga Rp500 juta.
Namun, jika dibandingkan dengan nilai saham dan potensi penghasilannya di Gojek, angka ini mungkin terlihat sangat kecil.
Kasus Laptop Chromebook yang Jerat Nadiem Makarim
![Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim (tengah) dibawa ke mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (4/9/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/ALbAeMFzvxqSu4pqQb59zhUtOlehNur8.png)
Kasus yang menjerat Nadiem Makarim berpusat pada pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek.
Baca Juga: Kini Jadi Tersangka, Nadiem Makarim Dicap Sebagai Menteri Pendidikan Paling Buruk Sepanjang Sejarah
Setelah melalui tiga kali pemeriksaan, Nadiem akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Nurcahyo Jungkung Madyo, menjelaskan bahwa penetapan ini didasarkan pada alat bukti yang kuat, termasuk keterangan saksi, petunjuk, dan surat.
Menurut Kejagung, peran Nadiem dalam kasus ini adalah meloloskan proyek pengadaan Chromebook yang sebelumnya sempat gagal pada tahun 2019.
Nadiem diduga bertemu dengan pihak Google dan mengadakan rapat internal secara tertutup, meminta semua peserta menggunakan headset, untuk membahas proyek ini.
Namun, Nadiem tetap mengambil keputusan ini padahal penawaran Google sebelumnya pernah ditolak oleh menteri pendahulu lantaran hasil uji coba produknya tidak berhasil.
Setelah penetapan status sebagai tersangka, Nadiem Makarim memberikan pernyataan di hadapan publik.