Ketika Guru Upgrade Skill: Pola Mengajar Lama Berubah ke Kelas Interaktif Berbasis AR

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 04 Desember 2025 | 14:49 WIB
Ketika Guru Upgrade Skill: Pola Mengajar Lama Berubah ke Kelas Interaktif Berbasis AR
Ilustrasi Kelas Interaktif Berbasis AR. (Dok. President Univ)
Baca 10 detik
  • Program PKM oleh Dosen Universitas Presiden di SMA Plus Muthahhari Bandung menghasilkan LKS digital berbasis AR.
  • Workshop dua hari melatih 16 guru membuat LKS kreatif yang melibatkan gamifikasi dan *storytelling* interaktif.
  • Uji coba menunjukkan peningkatan fokus siswa yang signifikan serta kepuasan belajar mencapai 4,3 sampai 4,6 skala 5.

“Biasanya cepat bosan, tapi kali ini seru. Ada QR Code, keluar gambar sel 3D, terus ada tantangan soal. Pengen dipakai di pelajaran lain juga,” ujar seorang siswa kelas X-2.

Guru juga memberi reward kecil seperti cokelat untuk siswa yang menyelesaikan LKS sempurna, hal sederhana yang justru menambah semangat.

Pembelajaran Lebih Kaya, Tantangan Masih Ada

Kepala Sekolah, Ir. Dra. Dewi Listia, M.Si., melihat manfaat nyata dari terobosan ini.

“LKS ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Isinya lengkap, visualnya menarik, dan ada quiz berlevel. Anak-anak jadi lebih fokus dan kritis,” ujarnya.

Meski begitu, ia menyoroti beberapa kendala seperti keterbatasan perangkat digital guru dan keragaman kemampuan siswa. Menurutnya, sekolah membutuhkan dukungan berupa teknologi dan pelatihan berkelanjutan.

Guru-guru juga merasakan perubahan positif. Aya Sofia Martini, M.Pd., guru Sejarah Indonesia, mengaku siswa antusias, pembelajaran jadi lebih fun, dan akhirnya kelas lebih menyenangkan meski tetap serius.

Sementara Mulyadi, S.S., M.M., guru PKn, mengatakan, “Pembelajaran berjalan lancar dan murid tidak terbebani.”

Dampak Ganda: Belajar Seru, Promosi Sekolah Ikut Naik

Baca Juga: Pendidikan Pasca Banjir Sumatra, JPPI: Banyak Sekolah Terendam Lumpur Hingga Hilang Terbawa Arus

Tak hanya meningkatkan pengalaman belajar, program ini juga membantu promosi sekolah. Dokumentasi kelas interaktif—foto, video, dan testimoni siswa—akan dikemas menjadi konten media sosial sekolah.

“Sekolah jadi punya bahan promosi otentik, bukan sekadar iklan,” kata anggota tim PKM, Hadi Jaya Putra, S.T., M.Ars.

Tim Universitas Presiden menargetkan keberlanjutan program hingga akhir 2025, termasuk penyusunan panduan LKS kreatif untuk guru, konten promosi digital, publikasi di jurnal serta media daring, dan pendaftaran HAKI untuk lima LKS terbaik.

“Tujuan utama kami bukan hanya produk, tapi kapasitas guru. Harapannya, LKS inovatif ini bisa masuk kurikulum rutin sekolah,” kata Remandhia Mulcki.

Meski masih ada tantangan seperti keterbatasan perangkat dan variasi kemampuan desain guru, transformasi ini menunjukkan satu hal: ketika guru diberi kesempatan untuk belajar dan berinovasi, kualitas pembelajaran meningkat signifikan.

Dengan kolaborasi antara dosen, guru, dan siswa, sekolah kini selangkah lebih maju menghadapi generasi digital.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI