- Pace lari adalah waktu tempuh per kilometer, penting untuk mengatur energi, mengukur kemajuan, dan mencegah cedera.
- Anda dapat menghitung pace secara manual (waktu/jarak) atau otomatis menggunakan aplikasi lari dan smartwatch.
- Manfaatkan pace untuk membuat latihan lebih terstruktur dan efektif, sehingga Anda bisa berlari lebih cerdas.
Suara.com - Pernahkah Anda memulai lari dengan semangat membara, namun napas sudah terengah-engah di kilometer pertama?
Atau sebaliknya, menyelesaikan sesi lari dan merasa masih punya banyak sisa energi? Jika ya, Anda tidak sendiri.
Banyak pelari, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman, seringkali menghadapi tantangan yang sama yaitu kesulitan mengatur ritme dan energi.
Jawabannya seringkali terletak pada satu metrik sederhana namun sangat kuat. Inilah yang dimaksud pace lari.
Memahami pace bukan hanya soal mengukur kecepatan. Ini adalah tentang berlari lebih cerdas, lebih efisien, dan lebih menikmati setiap langkahnya.
Anggap saja pace sebagai "bahasa" tubuh Anda saat berlari. Dengan memahaminya, Anda dapat mengontrol intensitas, menyusun strategi, dan pada akhirnya, menembus batas kemampuan Anda sendiri.
Mari kita bedah bersama bagaimana metrik ini bisa mengubah cara Anda berlari selamanya.
Apa Itu Pace Lari dan Mengapa Ini Sangat Penting?
Secara sederhana, pace adalah ukuran waktu yang Anda butuhkan untuk menempuh jarak tertentu. Umumnya, di Indonesia, satuan yang digunakan adalah menit per kilometer (min/km).
Jadi, jika Anda mendengar seorang pelari memiliki pace 7, itu artinya ia membutuhkan waktu 7 menit untuk menyelesaikan jarak 1 kilometer.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Sepatu Lari Lokal Senyaman Asics Gel Kayano, Harga Mulai Rp200 Ribuan
Namun, pace lebih dari sekadar definisi teknis. Mengapa metrik ini menjadi "sahabat" terbaik setiap pelari?
1. Pengatur Energi yang Andal
Pace berfungsi seperti speedometer dan pengukur bahan bakar mobil Anda. Dengan menjaga pace yang stabil, terutama di awal lari, Anda mencegah tubuh "boros energi" dan kelelahan sebelum waktunya.
Ini adalah kunci untuk menghindari burnout atau yang sering disebut "menabrak dinding" (hitting the wall).
2. Tolak Ukur Kemajuan yang Objektif
Perasaan "lebih bugar" terkadang subjektif. Namun, angka tidak pernah bohong. Jika bulan lalu Anda berlari 5K dengan pace 8:00/km dan sekarang bisa menyelesaikannya dengan pace 7:30/km, itu adalah bukti kemajuan yang nyata dan terukur.