Suara.com - Rupa-rupa cara dilakukan untuk menjelek-jelekkan, melecehkan, atau menjatuhkan lawan politik melalui media sosial menjelang Pemilu Presiden Juli 2014. Calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo ikut menjadi korbannya.
Beberapa hari terakhir di jejaring sosial Twitter dan Facebook muncul 'iklan' duka cita tentang meninggalnya Jokowi. Desain iklannya mirip iklan yang biasa dimuat di koran-koran.
Berikut ini 'iklan' duka cita tersebut:
Rest In Peace
Telah meninggal dunia dengan tenang pada hari Minggu, 4 Mei 2014 pukul 15.30 WIB, suami, ayah, dan capres kami tercinta satu-satunya:
Ir. Herbertus Joko Widodo (Oey Hong Liong) Dalam usia 53 tahun.
Jenazah akan disemayamkan di kantor PDIP Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan dan akan dikremasi pada hari Selasa, 6 Mei 2014.
Kami yang mengasihi:
Istri: Iriana Widodo
Turut berduka cita:
Megawati Soekarno Putri beserta segenap staff, kader dan Tim Sukses Capres 2014
Beserta segenap Famili
Setelah 'iklan' tersebut beredar, beragam tanggapan dari netizens muncul. Ada yang menganggap hal itu sekedar iseng, tapi ada juga yang menganggapnya serius. Misalnya, mereka justru menuduh penyebaran 'iklan' untuk strategi kampanye.
Terkait beredarnya kampanye negatif ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Jokowi maupun Jokowi sendiri.