Anggota Demokrat Ini Masih Tak Paham Alasan Fraksinya "Walk Out"

Siswanto Suara.Com
Minggu, 28 September 2014 | 14:09 WIB
Anggota Demokrat Ini Masih Tak Paham Alasan Fraksinya "Walk Out"
Mekanisme pengambilan keputusan RUU Pemilihan Kepala Daerah saat rapat paripurna anggota DPR RI di gedung Nusantara II Jakarta, Jumat (26/9) dinihari. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Fraksi Demokrat DPR Ignatius Mulyono mengaku sampai hari ini, Minggu (28/9/2014), masih belum mengerti alasan fraksinya memutuskan walk out menjelang voting pengesahan RUU Pilkada menjadi UU Pilkada pada Jumat (26/9/2014) dini hari.

"Kenapa walk out saja, saya tidak tahu. Karena pada waktu itu, kan Demokrat ajukan satu opsi, lalu didukung. Tapi mintanya semua fraksi mendukung. Kan itu tidak mungkin. Lalu walk out," kata Mulyono kepada suara.com. Mulyono adalah salah satu anggota Fraksi Demokrat yang tidak ikut walk out.

Menurut anggota Komisi II DPR alasan fraksinya memutuskan untuk keluar dari ruang sidang, sama sekali tidak masuk akal.

"Alasannya tidak nyantol. Jadi kami terkaget juga. Kok walk out, kan sudah dukungan ke Demokrat sudah tambah," kata Mulyono.

Ditanya Fraksi Demokrat tidak mengikuti garis pokok Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan mendukung pilkada langsung, Mulyono mengaku tidak tahu.

"Soal terus terjadi berbagai kemiringan-kemiringan dari apa yang menjadi garis pokok tadi, tidak tahu kenapanya," ujar Mulyono.

Mengenai sikap Mulyono yang tidak ikut walk out, ia mengatakan karena ingin melaksanakan yang menjadi keinginan SBY sebelum rapat paripurna.

"Kan Pak SBY jelas-jelas sampaikan kalau beliau pilih pilkada langsung. Dan pidato itu sudah jelas disampaikan di rapat resmi. Lalu, kalau saya keluar (walk out) kan berarti saya melanggar apa yang sudah digariskan ketua umum," kata Mulyono.

Mulyono mengatakan SBY di berbagai kesempatan membanggakan bahwa Indonesia telah berhasil melaksanakan demokrasi dengan pemilu langsung selama 10 tahun terakhir.

"Presiden dipilih rakyat, gubernur dipilih rakyat, wali kota oleh rakyat, bupati dipilih oleh rakyat. Saya sebagai kader partai, itulah yang saya pegang," katanya.

Dalam rapat paripurna Jumat dini hari, opsi pilkada dikembalikan ke DPRD didukung oleh fraksi-fraksi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih: Partai Golkar, PKS, PAN, PPP, dan Gerindra. Mereka memenangkan voting dengan jumlah 226 suara.

Sedangkan opsi pilkada langsung oleh rakyat yang didukung Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi PKB, dan Partai Hanura hanya meraih dukungan 135 suara.

Sementara Fraksi Demokrat yang sebenarnya menentukan kemenangan pilkada langsung, malah walk out.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI