SMS Terakhir Seneng Sebelum Dibunuh di Hongkong

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 11 November 2014 | 14:09 WIB
SMS Terakhir Seneng Sebelum Dibunuh di Hongkong
Rurik Jutting, tersangka kasus pembunuhan dua perempuan di Hongkong. (Reuters/Tyrone Siu)

Suara.com - Seneng Mujiasih, warga Indonesia yang dibunuh di sebuah apartemen mewah di Hong Kong oleh bankir Inggris, Rurik Jutting, rupanya sempat mengirim pesan singkat kepada sahabatnya beberapa menit sebelum tewas.

Seneng, yang juga menggunakan nama Jesse Lorena, ditemukan tewas dengan luka tusuk di leher dan bokong oleh polisi Hongkong pada Sabtu (1/11/2014) di apartemen Jutting. Selain Seneng, polisi juga menemukan jasad Sumarti Ningsih yang sudah membusuk. Dia diduga sudah tewas lima hari sebelumnya.

Seneng diajak ke apartemen Jutting setelah keduanya bertemu di tempat hiburan malam bernama New Makati Pub & Disco sekitar pukul 1.35 sampai 2.15 pagi, demikian diungkap dua orang saksi.

Rekaman video keamanan yang dimiliki oleh polisi menunjukkan mereka berdua lalu berjalan ke arah apartemen Jutting, yang bisa ditempuh hanya dalam waktu lima menit dengan berjalan kaki.

Apa yang kemudian terjadi di dalam apartemen Jutting adalah misteri.

Tetapi menurut The Telegraph, yang mewawancarai seorang teman dekat Seneng, sekitar pukul 3.25 pagi Seneng mengirim pesan pendek (SMS) kepada rekannya. Pesan itu dikirim hanya 20 menit sebelum polisi tiba di apartemen itu dan menemukan Seneng sudah tewas.

"Ada bau sangat busuk. Saya ingin keluar dari sini," bunyi SMS itu seperti yang dituturkan sumber yang tak ingin namanya ditulis.

Itu SMS terakhir yang diterima sang sahabat dari Seneng.

Memang setelah penangkapan Jutting beberapa warga yang mendiami apartemen itu mengaku mencium bau busuk, mirip bau binatang mati di koridor dekat apartemen Jutting.

Belakangan bau busuk itu diketahui berasal dari jasad Sumarti yang sudah tewas selama berhari-hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI