Suara.com - KRI Dr. Soeharso 990 menarik perhatian warga Jayapura saat bersandar di Pelabuhan Jayapura, Papua, Senin (4/5/2015) pagi. Pasalnya, selama ini masyarakat awam mengenal fungsi kapal perang sebagai kapal pengangkut pasukan dan material tempur milik TNI AL.
Tapi, kapal perang ini tidak seperti kapal perang biasanya. Masyarakat begitu kagum karena infrastruktur dan sumber daya manusia yang ada di dalam kapal itu setara dengan rumah sakit tipe A.
Dari kejauhan, lambang palang merah terpampang di depan dan belakang kapal. Kapal yang mempunyai panjang 122 meter, bobot saat kosong 11.394 ton, daya angkut 11.300 ton serta kecepatan 15 knot ini memiliki tugas untuk kegiatan kemanusiaan. Dalam keadaan perang sekalipun, kapal ini tak boleh diserang, sebab mereka bertugas menolong korban perang, walau musuh sekalipun.
Kapal buatan Korea Selatan itu dahulu bernama KRI Tanjung Dalpele. Kapal ini tiba di Indonesia pada September 2003 dan beroperasi sebagai kapal bantu angkut personel. Namun, sejak tanggal 17 September 2007, berganti fungsi menjadi rumah sakit terapung dan berganti nama menjadi KRI Dr Soeharso 990.
Komandan KRI Soeharso 990 Letkol Laut (P) Slamet Hariono menjelaskan KRI Soeharso 990 memang satu- satunya kapal TNI AL yang memiliki fasilitas rumah sakit. Karena itu, kapal perang ini disebut sebagai rumah sakit terapung milik TNI-AL satu-satunya di Indonesia dan Asia Tenggara.
KRI Dr. Soeharso 990 terdiri dari lima lantai. Lantai dua kapal terdiri dari ruang-ruang seperti bangsal, kamar isolasi, rapat para kru, dan untuk kru. Lantai tiga terdiri dari ruang fasilitas perawatan rumah sakit. Lantai empat dan lima merupakan kamar-kamar kru, ruang pertemuan, dan fasilitas operasional kapal. Di atasnya lagi adalah ruang kemudi dan nakhoda.
"Karena merupakan kapal rumah sakit, jadi di dalamnya juga telah disediakan satu ruang UGD, tiga ruang bedah, enam ruang poliklinik, 14 ruang penunjang klinik, dua ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur," ujar Slamet kepada Suara.com.
Dikatakan Slamet, penempatan ruang klinik berguna untuk operasi di daerah-daerah perang. Tapi, pada saat situasi damai, kapal tersebut digunakan untuk bakti sosial.
"Seperti hari ini kita kesini dalam rangka pengobatan massal bagi warga Jayapura dalam rangka bhakti sosial TNI AL juga sekaligus memperingati hari integrasi Papua ke pangkuan NKRI," kata dia.
Dengan fasilitas klinik yang lengkap, kapal rumah sakit mampu melakukan berbagai aktifitas medis, baik pengobatan maupun praktek operasi besar. KRI Dr Soeharso 990 juga mampu menampung 40-100 pasien rawat inap.