Suara.com - Ratusan warga Kampung Cinderejo, RT 1, RW 5, Gilingan, Nusukan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, menggelar upacara bendera peringatan HUT RI ke 70 di tengah Sungai Anyar, Senin (17/8/2015).
Cara unik tersebut sengaja mereka lakukan untuk memberikan edukasi kepada warga lain supaya berempati terhadap jasa para pahlawan dalam mewujudkan kemerdekaan.
Upacara bendera diawali dengan kedatangan komandan upacara. Disusul kemudian inspektur upacara. Layaknya upacara bendera biasa, di situ ada inspektur, komandan, petugas pengibar bendera, pembacaan teks Pancasila dan sebagainya.
Kontan, upacara yang baru pertama kali diselenggarakan warga Cinderejo menjadi tontonan masyarakat. Mereka melihat dari pinggir sungai hingga dari atas jembatan Sungai Anyar.
Bahkan, tak sedikit warga yang menonton tersebut mencoba mengabadikan momen tersebut melalui kamera ponsel.
Upacara dimulai pukul 09.00 WIB bertindak sebagai inspektur upacara Sugiyanto (67), warga Cinderejo. Sementara bertindak sebagai komandan upacara Tomi Panca Saputra (21). Peserta yang mengikuti upacara tersebut berbaris rapi dengan membawa bendera merah putih.
“Kegiatan ini merupakan spontanitas warga Cinderejo dalam memeriahkan HUT ke 70 Kemerdekaan RI. Tidak ada persiapan apapun. Dan ini juga baru yang pertama kalinya dilakukan,” kata Sugiyanto kepada Suara.com seusai upacara.
Dalam upacara tersebut, lelaki yang biasa disapa Giyanto ini juga memberikan kepada para generasi muda untuk tetap mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah gugur pada saat melawan penjajah.
“Tugas pemuda saat ini adalah meneruskan perjuangan pahlawan dengan belajar dan mengabdikan kepada bangsa dan Negara,” imbuh dia.
Salah seorang warga yang ikut upacara, Endang Wiji Prihatin, mengaku senang bisa ikut upacara peringatan kemerdekaan RI. Meski dilakukan secara sederhana, bagi Endang tidak masalah.
“Yang penting itu maknanya adalah untuk mengenang jasa pahlawan yang rela berjuang demi menuju kemerdekaan, seperti sekarang ini,” imbuh dia.
Diakhir upacara, warga mengibarkan bendera merah putih berukuran 6 x 9 meter di tengah sungai. (Labib Zamani)