Warga Kelapa Gading Baru Dengar Ada Pencabulan 26 Anak

Kamis, 10 September 2015 | 11:42 WIB
Warga Kelapa Gading Baru Dengar Ada Pencabulan 26 Anak
Ilustrasi pelecehan terhadap anak. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Sebagian warga di Jalan Pejuang IV, Kelurahan Kelapa Gading Timur, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengaku baru mengetahui kasus pencabulan yang menggemparkan dalam beberapa hari terakhir. Korbannya sekitar 26 anak, tersangkanya berinisial IW (46). IW sekarang diamankan di Polres Jakarta Utara.

"Saya tidak tahu, saya malah baru dengar, coba tanya ibu itu," kata salah seorang warga yang tidak mau menyebutkan namanya yang sedang membeli bakso di depan musala Al-Barkah, Kelapa Gading, Kamis (10/9/2015).

Warga lainnya mengaku sudah mendengarnya, tapi informasinya masih sepotong-sepotong.

"Saya dengar, cuma tidak terlalu tahu masalahnya. Saya juga tidak tahu siapa saja korbannya, kita juga takut salah bicara nanti. Semua informasinya ada sama Pak RT," kata warga lainnya.

Ketika ditanya apakah warga mengenal IW yang sehari-hari berada di sekitar musala, warga mengaku tidak tahu.

"Saya tidak tahu, tapi saya dengar sudah diurus di mapolres," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda menyebut kasus pencabulan anak di Jalan Pejuang IV merupakan yang terbesar di Ibu Kota Jakarta.

"Kalau menilai dari jumlahnya yang sampai 26 korban, kasus ini termasuk yang terbesar di Jakarta. Tapi, saya belum bisa sebut ini darurat paedofil. Kami akan pelajari hasil assessment," kata Erlinda, Rabu (9/9/2015). "Ini bisa dikatakan masuk zona merah, khususnya terkait potensi anak menjadi pelaku."

Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengecam keras kelakukan IW. Ia menyebut tindakan lelaki tersebut sebagai kejahatan kemanusiaan.
 
"Saya kira saya tidak akan merespons pengakuan korban yang nyatakan dulu dia punya pengalaman pahit sewaktu kecil. Pernah mendapatkan perlakuan yang sama. Itu tidak kami respons. Ini kejahatan kemanusiaan," katanya kepada Suara.com.

Siapa lelaki berinisial IW itu? Kepada polisi, kata Arist, dia mengaku tukang ojek.

"Katanya, tempat tinggalnya berpindah-pindah. Rumah kosnya, katanya, tergusur. Akhirnya numpang di musala. Itu pengakuannya," kata Arist.
 
Korban pencabulan berusia 11-17 tahun.  Sebelum menjalankan aksi bejat, IW mengiming-imingi uang, kalau korban tidak mau dia mengancam.

Suara.com - Korban pelecehan seksual mayoritas masih sekolah di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, di antaranya BS (12), MMD (17), RR (15), RN (14), MIS (15), NSH (11), NK (13), FRH (13).

Kasus ini terungkap setelah keluarga korban berinisial BS melapor ke kantor polisi pada 2 September 2015. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI