Sebelumnya lima mahasiswa dari berbagai program studi juga telah menciptakan alat terapi mastitis bagi sapi perah yang diberi nama "Mastitis Electrical Biomedis" atau "Mastimedis".
Ide untuk menciptakan Mastimedis melalui sejumlah penelitian ini berawal dari keresahan peternak terhadap tingginya prevalensi mastitis pada sapi perah yang disebabkan oleh bakteri "patogen staphylococsus aureus" dan "streptococcus agalactiae".
Sapi yang terjangkit mastitis akan merugikan peternak dalam jumlah cukup besar, seperti penurunan produksi susu, kualitas susu, peyingkiran susu, biaya perawatan dan pengobatan cukup tinggi, serta pengafkiran ternak lebih awal. Jika penyakit mastitis ini dibiarkan pada kelenjar susu sapi, susu yang diproduksi akan ikut tercemar oleh bakteri.
Pengobatan yang selama ini dilakukan peternak adalah dengan menggunakan pengobatan antibiotik, seperti antibiotik dan antiinflam (mastitis klinis). Namun demikian, kedua bakteri penyebab mastitis tersebut mudah sekali resisten terhadap beberapa pengobatan antibiotik.
Dengan menggunakan Mastimedis, bakteri patogen penyebab mastitis dengan prinsip elekroporasi, yaitu bakteri akan mati pada frekuensi dan tegangan tertentu. Mastimedis telah dilakukan pengujian secara elektronika, uji invitro dan uji invivo. Alat ini akan terus diteliti dan dikembangkan untuk benar-benar dapat digunakan di seluruh peternakan sapi perah di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan produksi susu dalam negeri. (Antara)