Rival Demi Rival Berguguran, Trump Hanya Perlu Waspadai Clinton

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 04 Mei 2016 | 14:56 WIB
Rival Demi Rival Berguguran, Trump Hanya Perlu Waspadai Clinton
Donald Trump didampingi (dari kiri-kanan) putrinya Ivanka, putranya Eric, istri Eric, Lara Yunaska, dan istri Trump, Melania. (Reuters/Lucas Jackson)

Suara.com - "From zero to hero" mungkin kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan Donald Trump mengejar ambisinya menjadi kandidat Presiden Amerika Serikat (AS). Trump, yang sejak awal sama sekali tidak diunggulkan, kini menjadi satu-satunya kandidat presiden AS dari Partai Republik, setelah rival utamanya, Ted Cruz, mundur dari pencalonan.

Miliuner asal New York yang tak pernah sekalipun menjadi pejabat itu berulang kali membuat prediksi para pengamat meleset. Bahkan, walaupun kerap menyampaikan pernyataan berbau kontroversi, Trump berulang kali memenangkan pemilihan Partai Republik di tingkat negara bagian.

Setelah melalui perjalanan panjang tersebut, kini lelaki yang pernah menjadi bintang "reality show" itu dapat lebih fokus mempersiapkan pertarungannya dengan kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, entah itu Hillary Clinton atau Bernie Sanders, yang bersaing ketat dalam perolehan jumlah delegasi.

Namun, Trump masih punya masalah yang harus ia selesaikan, yakni mengambil hati para loyalis Partai Republik yang tidak senang dengan gaya dan rencana kebijakannya. Salah satunya adalah rencana pembangunan tembok pembatas antara AS dan Meksiko, serta mendeportasi 11 juta imigran ilegal.

"Kita harus mempersatukan partai jika ingin memang pada bulan November (Pilpres AS)," kata Henry Barbour, pemimpin Komite Nasional Partai Republik asal Mississippi.

"Donald Trump adalah orang yang memegang kunci mobilnya. Dialah satu-satunya yang harus mempersatukan kami. Sekarang adalah kesempatannya. Para pemilik suara telah memilihnya," sambung Barbour.

Trump sendiri setidaknya sudah memulai hal itu. Ia menyerukan agar Partai Republik bersatu dalam sebuah pidato kemenangannya baru-baru ini.

Trump akan melengkapi kemenangannya pada 7 Juni mendatang saat simpatisan Partai Republik di Negara Bagian California memberikan suara mereka. Kendati begitu, Trump bukan satu-satunya kandidat yang akan bertarung dalam konvensi Partai Republik nanti, melainkan  ada Gubernur Ohio, John Kasich, yang masih bertahan dalam pencalonan presiden.

Namun, tampaknya Trump tak lagi memandang Kasich sebagai ancaman.  Bahkan, setelah memenangkan "primary election" di Indiana, Trump langsung menyebut Hillary Clinton sebagai rival utamanya.

"Kami menantang Hillary Clinton," katanya.
"Ia (Clinton) tidak akan menjadi seorang presiden yang hebat, ia tidak akan menjadi presiden yang baik, ia akan menjadi presiden yang malang. Ia tidak memahami perdagangan," serang Trump.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Komite Nasional Partai Republik, Reince Priebus. Lewat akun Twitternya, Priebus mengatakan, "Kita semua harus bersatu dan fokus untuk mengalahkan Clinton".

Pengunduran diri Ted Cruz

Meski hasil penghitungan suara "primary election" Negara Bagian Indiana belum seluruhnya diketahui, Senator Texas, Ted Cruz, menyatakan mundur dari pencalonannya sebagai presiden dari Partai Republik. Ditemani sang istri, Heidi, Cruz (45) menyatakan bahwa dirinya tak lagi melihat adanya harapan dalam persaingan menuju AS-1.

"Kami telah memberikan segala yang kami punya. Namun, para pemilih memilih jalan lain, dan dengan berat hari, tapi dengan optimisme tak terbatas untuk masa depan jangka panjang bangsa kita, kami mundur dari kampanye kami," kata Cruz.

Sebagian pendukung terlihat syok atas keputusan Cruz. Pasalnya, Cruz adalah satu-satunya pesaing yang paling kuat untuk Trump hingga sejauh ini, dari keseluruhan kandidat yang semula berjumlah 17 orang.

"Saya tidak akan memberikan suara saya untuk Trump," kata Dan Folis (62), seorang yang amat terguncang atas pengunduran diri Cruz.

Berdasarkan hasil penghitungan Associated Press, Trump merebut 51 dari 57 delegasi yang tersedia di Indiana. Kemenangan di Indiana membuat Trump kini memiliki dukungan 1.047 delegasi dari 1.237 delegasi yang diperlukan untuk memenangkan konvensi. Perolehannya amat jauh dari Cruz yang memiliki 565 delegasi sebelum mundur, apalagi Kasich, yang kini baru didukung oleh 153 delegasi.

Sementara itu, di kubu Partai Demokrat, Hillary Clinton sudah mengumpulkan dukungan dari 2.202 delegasi dari 2.383 delegasi yang dibutuhkan. Rivalnya, Bernie Sanders, baru mengumpulkan 1.400 delegasi. (Reuters)

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI