Suara.com - Pilot dan kopilot pesawat EgyptAir MS804 yang diduga jatuh di perairan Mediterania saat melakukan penerbangan dari Paris, Prancis, ke Kairo, Mesir, pada Kamis (19/5/2016) dini hari, telah diketahui identitasnya.
Lansiran CNN, mengutip keterangan pejabat keamanan, kapten pilot pesawat bernama Mohamed Said Shoukair, sedangkan kopilot bernama Mohamed Mamdouh Ahmed Assem.
Sementara itu, kepala pramugari diketahui bernama Mirvat Zaharia Zaki Mohamed. Laman Facebook sang kopilot, Mohamed Mamdouh Ahmed Assem, dibanjiri ucapan belasungkawa.
Hingga saat ini, pencarian besar-besaran masih berlangsung untuk mencari keberadaan pesawat yang mengangkut 56 penumpang dan 10 kru tersebut.
Sebelumnya, sempat diberitakan bahwa tim pencari Yunani menemukan serpihan yang diduga bagian pesawat. Namun, belakangan, benda tersebut dipastikan bukan berasal dari EgyptAir.
Muncul dugaan ada aksi terorisme di balik hilangnya pesawat Airbus A320 ini. Adalah pejabat pemerintah Amerika Serikat dan Menteri Penerbangan Mesir, Sharif Fathy, yang menyampaikan hipotesa mengenai penyebab hilangnya pesawat itu.
"Saya tidak ingin berspekulasi. Saya tidak ingin berasumsi seperti yang lain," katanya.
"Namun jika Anda menganalisis situasi ini dengan baik, kemungkinan adanya aksi yang berbeda di atas pesawat, terkait serangan teror, lebih tinggi peluangnya ketimbang masalah teknis," sambungnya.
Kepala badan keamanan domestik Rusia Alexander Bortnikov berpendapat senada, "Ini seperti serangan teror".
Pendapat serupa juga disampaikan kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump. Menurutnya, aksi terorisme yang membuat pesawat ini jatuh.
Namun, hingga saat ini, belum ada kelompok teroris manapun yang mengklaim bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat.
Sebelumnya diberitakan, pesawat jenis Airbus 320 itu tinggal landas dari bandara internasional Charles De Gaulle, Prancis pukul 11.09 malam waktu setempat pada Rabu (18/5/2016) malam. Pesawat ini dikabarkan hilang setelah 3 jam, 40 menit mengudara.
Pesawat diperkirakan hilang sekitar 10 mil dari wilayah udara Mesir di atas laut mediterania, atau sekitar 20 menit sebelum dijadwalkan mendarat di Kairo.
Pesawat ini dijadwalkan mendarat pukul 3.15 AM waktu lokal. Pesawat ini mengangkut 56 penumpang, termasuk 10 orang kru, dua bayi dan seorang anak. (Telegraph