"Saya pengibar bendera waktu itu. Karena Presiden Sukarno akan bacakan pengumuman kemerdekaan tanggal 17 Agustus tahun 1945. Dia pidato sambutan, jadi saya disuruh mengibarkan bendera dengan Armen Singgih, dia orang Jawa, tentara PETA," tutur Ilyas.
Ketika ditemui wartawan, dia menunjukkan sebuah foto pengibaran bendera merah putih. Ilyas menunjuk seorang lelaki yang yang mengenakan celana pendek sambil menarik tali bendera. Katanya, itulah dia.
"Jadi saya ini pengibar bendera pertama. Nah, yang pakai celana pendek ini saya, ini Singgih, ini ibu Fatmawati, ini Presiden Sukarno, ini Bung Hatta. Saya masih tergabung di BKR," kata Ilyas.
Ilyas juga mengaku menjadi salah satu pendiri satuan TNI Siliwangi di Bandung bersama Jenderal A. H. Nasution.
"Saya juga dari satuan Siliwangi. Tahun 1946 saya mendirikan Siliwangi di Bandung bersama Nasution. Pada masa pemerintahan Presiden Sukarno, tentara yang pertama itu Siliwangi. Saya dulu BKR, di sini kamilah yang mendirikan Siliwangi. Nasution dari Medan, saya dari Padang. Itulah pendirinya sampai sekarang," kata Ilyas.
Ilyas mengatakan tidak mendapatkan hadiah apa-apa atas jasa yang pernah dia lakukan untuk bangsa ini. Karena dia memang tidak mengharapkannya.
"Saya tidak diberi hadiah apa-apa, karena kami memang waktu itu tidak mengharapkan hadiah. Kita cuma berjuang, bukan mengharap hadiah. Berjuang untuk kemerdekaan. Jadi satu-satunya yang saya terima sampai saat ini, pensiunan Letnan Kolonel TNI, selain itu tidak ada lagi," kata Ilyas.
Perihal keraguan sejumlah kalangan bahwa dia ikut mengibarkan bendera Merah Putih pada 17 Agustus 1945, Ilyas berani adu data.
"Terserahlah yang membaca sejarah. Jelas kok ini foto saya. Apalagi kalau dia bilang itu Suhud, ya silakan. Tapi ada data nggak dia? saya ada data, berkasnya masih saya simpan. Semua ada data kok. Dia ada data nggak? Saya dikenal oleh pejabat semuanya dari mulai Sukarno," ujar Ilyas.