Suara.com - Warga tetap berdatangan ke markas pemenangan pasangan calon gubernur Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, siang ini. Ahok tidak jadi hadir di sana, akhirnya warga mendoakan keselamatan Ahok.
Ahok tak jadi datang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait aksi massa hari ini.
Kampanye di rumah Lembang diisi oleh tausiyah dan doa oleh K. H. M. Nukman Basori (Gus Nukman), pengurus Baitul Muslimin Indonesia.
Dalam tausiyah, Gus Nukman menjelaskan mengenai pemimpin daerah dan negara.
"Kita harus bisa membedakan yang kita angkat itu pemimpin eksekutif, bukan pemimpin umat. Hal ini harusnya tidak dipertentangkan lagi dengan pendapat kita yang berbeda. Kita kembalikan saja semua itu kepada Allah SWT," kata dia.
Bagi Gus Nukman pendapat eksekutif tidak mempengaruhi ibadah atau puasa yang ia jalankan oleh umat selama ini dan tidak mempengaruhi ibadah atau puasanya. Pemimpin keagamaan tentu berbeda dengan pemimpin eksekutif, apalagi seperti pilkada ini, kata Gus Nukman.
Setiap hari, rumah Lembang didatangi sekitar seribu warga. Mereka datang untuk bertemu dengan Ahok dan Djarot agar dapat mengadukan masalah pelayanan publik. Selain itu juga menyampaikan dukungan dan berfoto bersama. Sebagian warga lagi datang untuk memberikan bantuan uang untuk kampanye.
“Rata-rata kami menyiapkan 600an porsi sarapan bubur ayam dan ketoprak di Rumah Lembang perhari,” kata media relation tim kampanye Ahok-Djarot, Clara Tampubolon.
Hingga hari ke 15 kegiatan kampanye Rakyat di rumah Lembang, tim penggalangan dana kampanye patungan mengumpulkan Rp659.625.888,- sejak tanggal 16 November 2016 dan sudah dihadiri oleh sekitar 12 ribu warga Jakarta dan sekitarnya.