Suara.com - Pengamat politik Ray Rangkuti menilai kasus dugaan penistaan agama tidak mengurangi elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat secara signifikan menjelang pilkada Jakarta.
"Kalau kita lihat hasil survei, Ahok selalu diposisi pertama. Jadi persidangan dugaan penistaan agama sebetulnya tidak memiliki efek signifikan terhadap (elektabilitas) Ahok, " ujar Ray dalam diskusi di D Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2017).
Menurut Ray masyarakat Jakarta berpikir rasional dalam memandang kasus tersebut.
"Begitu dimulai (persidangan dugaan penistaan agama) ada perasaan rasional, suara dukungan Ahok yang sempet hilang, sekarang kembali ke Ahok," katanya.
Ray menambahkan naiknya elektabilitas pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam hasil survei akhir-akhir ini terjadi karena fenomena penurunan elektabilitas pasangan nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
"Yang menarik, kenaikan elektabilitas (Anies) seiring dengan menurunnya elektabilitas Agus-Sylvi," kata dia.
Pilkada Jakarta akan diselenggarakan pada 15 Februari 2017. Saat ini, masih masanya kampanye, yang sudah dimulai sejak 28 Oktober 2016 dan akan berakhir pada 11 Februari 2017.
Tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur mengikuti bursa pilkada. Pertama, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN. Kedua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang mendapat dukungan dari PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai Nasdem.
Ketiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.