Debat Panas Djarot-Agus, Muncul Kata Salah Fokus, Hoax, Curiga

Jum'at, 10 Februari 2017 | 21:48 WIB
Debat Panas Djarot-Agus, Muncul Kata Salah Fokus, Hoax, Curiga
Debat ketiga Pilkada DKI Jakarta kembali digelar oleh KPU DKI di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (10/2/2017). [Suara.com/Oke Atmaja]

Suara.com - Calon wakil gubernur Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat bertanya kepada pasangan nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mengenai bagaimana cara merealisasikan konsep rumah terapung.

"Untuk tingkatkan kualitas hidup warga kita, maka perlu perumahan yang layak huni. Kami dengar bahwa ada konsep baru ketika mau normalisasi sungai dengan cara rumah apung dan geser rumah, bagaimana caranya," kata Djarot di acara debat kandidat ketiga di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, malam ini.

Kemudian, Djarot menanyakan bagaimana cara Agus-Sylviana mengawasi program bantuan Rp1 miliar per RW per tahun.

Agus yang menjawab. Agus langsung defensif.

"Ini gagal fokus ini. Pertanyaannya didasarkan hoax. Tapi ini ini saya senang menjelaskan," kata dia.

Tapi Agus mengaku akan tetap senang menjawab pertanyaan Djarot. Agus mengatakan bahwa konsep rumah terapung sangat mungkin direalisasikan di Jakarta.

Tapi, dia menegaskan konsep itu bukan program kerjanya.

"Yang kami angkat adalah bagaimana menyiapkan lahan hunian layak untuk warga di tempat kumuh. Kami akan jalankan rumah yang vertikal. Artinya tempat itu di upgrade, diremajakan, tanpa harus gusur mereka secara paksa tanpa kompensasi. Mereka akan tetap punya lahan huni, memiliki, bukan menyewa. Kemudian ada tempat usaha yang baik sehingga bisa punya mata pencaharian, juga bisa interaksi," kata dia.

Terkait rencana memberikan bantuan Rp1 miliar per RW per tahun, Agus dapat menjamin bahwa nanti tidak akan ada korupsi asalkan melalui mekanisme yang akuntabel.

"Jangan selalu curiga dengan rakyat sendiri," kata dia.

Setelah Agus selesai menjawab, Djarot bertanya lagi. Dia merasa belum mendapatkan jawaban mengenai bagaimana mengawasi pelaksanaan bantuan tersebut agar tidak dikorupsi.

"Bagaimana mekanismenya sehingga mereka mampu mempertanggungjawabkan itu. Kami bukan curiga, tapi jangan jebak itu untuk lakukan tindak pidana korupsi," kata Djarot.

Setelah itu Agus kembali bicara. Dia langsung mengritik.

"Orang bijak katakan karakter memang susah diubah. Kalau memang karakternya selalu curigai rakyatnya. Sampai kapan pun akan begitu. Rakyat dimanapun anda berada, anda bisa bedakan. Anda punya insiiatif bangun lingkungan sndiri, kemudian dicurigai akan lakukan korupsi," kata dia.

Agus mengaku sudah bertemu puluhan ribu warga dan mereka semua mengapresiasi program Rp1 miliar per RW.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI