Anas berharap agar sekarang jangan lagi membuat fitnah karena sudah tidak ada gunanya.
"Hukum alam bilang : setiap butir fitnah akan kembali kepada pelakunya. Kapan, itu hanya soal waktu. Apalagi daya rusak fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Itu firman Gusti Allah, bukan kata orang. *abah," tulis Anas.
Anas mengingatkan tidak baik menggunakan fitnah untuk tujuan apapun, apalagi untuk penegakan hukum dan keadilan.
"Keterangan yg tdk benar (fitnah), berdasarkan dendam atau (mungkin) pesanan, jelas tidak layak. Tidak ada perihal baik, termasuk hukum dan keadilan yg bisa tegak di atas pondasi fitnah. *abah," tulis Anas.
Anas mengatakan lebih baik untuk makin selektif dan penuh verifikasi secara teliti atas setiap keterangan dari siapapun juga. Dengan demikian, semuanya betul-betul berbasis fakta yang benar atau bukan cerita sepihak dan apalagi imajiner.
Jika semua berbasis fakta, kata dia, proses dan hasil penegakan hukum dan keadilan bisa jernih dan lurus.
Anas menekankan sangat mendukung penegakan supremasi hukum. Sebab, setiap orang berhak mendapatkan keadilan serta wajib berjuang melawan fitnah dan kedzoliman.
"Kata Qur'an : "to save one life is to save all of humanity". Makna lainnya : "zalim kpd satu orang sesungguhnya sama dng zalim kpd seluruh umat manusia." Buah dari benar atau fitnah, adil atau zalim, kelak akan menyertai kita di alam keabadian. Mari kita renungkan. *abah," tulis Anas.