Pada Minggu (30/7/2017), dini hari, terjadi peristiwa menggemparkan di kawasan Pelelangan Ikan, Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Bakri alias Pairus (32) meninggal secara mengenaskan setelah dikeroyok, lalu ditusuk sampai meninggal dunia dengan ekor ikan pari beracun yang telah dibuat runcing.
Kisah mengerikan itu diceritakan oleh saksi bernama Agus Salim (52), warga Kalibaru RT 14, RW 4, Cilincing, ketika ditemui Suara.com, Senin (31/7/2017).
Sebelum kejadian, Agus melihat Bakri bersama lima temannya yang ketika itu selesai bekerja di tempat pelelangan ikan sekitar jam 01.00 WIB berkumpul di warung kopi.
"Itu Pairus sebelum kejadian masih di sini mas," kata Agus kepada Suara.com di Jalan Kalibaru Barat 7.
Di sekitar warung kopi, Bakri dan teman-temannya kemudian membakar Ikan. Sebagai pelengkap, mereka minum bir.
"Ya, dia juga bakar-bakar ikan di sini. Ya, namanya kumpul anak muda, cuma minum - minum bir aja," ujar Agus.
Ketika tengah asyik ngobrol, tiba-tiba, sekitar jam 02.00 WIB, warga bernama Sapudi alias Apus (32) datang sambil berteriak - teriak menantang Bakri dan teman-temannya.
"Itu Bakri lagi bakar ikan, tiba - tiba Apud datang teriak - teriak keluar dari gang, kaya orang mabuk juga, nggak jelas teriaknya. Ya, nyindir - nyindir Parius," kata Agus.
Rupanya, Bakri terpancing emosinya. Soalnya, dia merasa tidak pernah punya urusan dengan Apud.
"Ya, Parius nggak terima kayak nyindir dia nggak tau masalah apa mas. Parius berdiri nyamperin Apud. Itu langsung mereka main pukul - pukulan, sih Apud jatuh dan pergi setelah dilerai oleh warga yang di situ," ujar Agus.
Urusan jadi panjang. Sekitar pukul 02.30 WIB, Apud yang kalah duel dengan Bakri datang lagi. Kali ini dia mengajak adiknya, Jahudi alias Jodi (21). Tempat tinggal mereka hanya berjarak 100 meter dari warung kopi.
"Itu Apud kalah duel mas, tangan kosong sama Parius. Apus pulang panggil adiknya. buat nantang Parius," kata Agus.
Ditantang lagi
Dari pinggir jalan, Apud berteriak semakin keras menantang-nantang Bakri. Bakri pun panas hatinya. Dia tidakm mau mendengar lagi nasihat teman-temannya agar tak meladeni Apud.
"Itu sudah dibilangin sama anak - anak yang nongkrong mas, Parius agar tidak meladeni Apus, tapi malah disamperin sih Apus sama Parius sendiri," ujar Agus.
Sekitar pukul 03.00 WIB terjadi duel antara Apud dan Bakri. Apud dibanting ke tanah. Melihat adiknya tersungkur, Jodi turun tangan.
"Itu ternyata adiknya Apud, nusuk pakai buntut pari mas. pas lihat kakaknya jatuh. Tapi Parius masih dapat berdiri memegang perutnya," ujar Agus.
Tak lama kemudian, Bakri terhuyung-huyung jatuh. Darah muncrat dari perutnya. Melihat itu, Apud dan Jodi buru-buru kabur.
"Pas Parius terjatuh, teman - temannya membantunya dan membawa Parius ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja," ujar Agus.
Mereka membawa Bakri ke RSUD Koja dengan sepeda motor.
"Itu, Parius dibawa pakai motor ke rumah sakit, tapi nyawanya ternyata tidak tertolong mas. Kayaknya sudah meninggal dilokasi," Agus menambahkan.
Penyelidikan
Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke Polisi Sektor Cilincing. Polisi segera turun ke tempat kejadian perkara.
Setelah olah TKP dan memeriksa saksi, polisi menangkap Apud. Mengetahui kasusnya akan jadi besar, Jodi melarikan diri.
Sampai saat ini, keberadaan Jodi belum diketahui. Polisi pun memasukkan namanya ke Daftar Pencarian Orang.
Kisah mengerikan itu diceritakan oleh saksi bernama Agus Salim (52), warga Kalibaru RT 14, RW 4, Cilincing, ketika ditemui Suara.com, Senin (31/7/2017).
Sebelum kejadian, Agus melihat Bakri bersama lima temannya yang ketika itu selesai bekerja di tempat pelelangan ikan sekitar jam 01.00 WIB berkumpul di warung kopi.
"Itu Pairus sebelum kejadian masih di sini mas," kata Agus kepada Suara.com di Jalan Kalibaru Barat 7.
Di sekitar warung kopi, Bakri dan teman-temannya kemudian membakar Ikan. Sebagai pelengkap, mereka minum bir.
"Ya, dia juga bakar-bakar ikan di sini. Ya, namanya kumpul anak muda, cuma minum - minum bir aja," ujar Agus.
Ketika tengah asyik ngobrol, tiba-tiba, sekitar jam 02.00 WIB, warga bernama Sapudi alias Apus (32) datang sambil berteriak - teriak menantang Bakri dan teman-temannya.
"Itu Bakri lagi bakar ikan, tiba - tiba Apud datang teriak - teriak keluar dari gang, kaya orang mabuk juga, nggak jelas teriaknya. Ya, nyindir - nyindir Parius," kata Agus.
Rupanya, Bakri terpancing emosinya. Soalnya, dia merasa tidak pernah punya urusan dengan Apud.
"Ya, Parius nggak terima kayak nyindir dia nggak tau masalah apa mas. Parius berdiri nyamperin Apud. Itu langsung mereka main pukul - pukulan, sih Apud jatuh dan pergi setelah dilerai oleh warga yang di situ," ujar Agus.
Urusan jadi panjang. Sekitar pukul 02.30 WIB, Apud yang kalah duel dengan Bakri datang lagi. Kali ini dia mengajak adiknya, Jahudi alias Jodi (21). Tempat tinggal mereka hanya berjarak 100 meter dari warung kopi.
"Itu Apud kalah duel mas, tangan kosong sama Parius. Apus pulang panggil adiknya. buat nantang Parius," kata Agus.
Ditantang lagi
Dari pinggir jalan, Apud berteriak semakin keras menantang-nantang Bakri. Bakri pun panas hatinya. Dia tidakm mau mendengar lagi nasihat teman-temannya agar tak meladeni Apud.
"Itu sudah dibilangin sama anak - anak yang nongkrong mas, Parius agar tidak meladeni Apus, tapi malah disamperin sih Apus sama Parius sendiri," ujar Agus.
Sekitar pukul 03.00 WIB terjadi duel antara Apud dan Bakri. Apud dibanting ke tanah. Melihat adiknya tersungkur, Jodi turun tangan.
"Itu ternyata adiknya Apud, nusuk pakai buntut pari mas. pas lihat kakaknya jatuh. Tapi Parius masih dapat berdiri memegang perutnya," ujar Agus.
Tak lama kemudian, Bakri terhuyung-huyung jatuh. Darah muncrat dari perutnya. Melihat itu, Apud dan Jodi buru-buru kabur.
"Pas Parius terjatuh, teman - temannya membantunya dan membawa Parius ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja," ujar Agus.
Mereka membawa Bakri ke RSUD Koja dengan sepeda motor.
"Itu, Parius dibawa pakai motor ke rumah sakit, tapi nyawanya ternyata tidak tertolong mas. Kayaknya sudah meninggal dilokasi," Agus menambahkan.
Penyelidikan
Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke Polisi Sektor Cilincing. Polisi segera turun ke tempat kejadian perkara.
Setelah olah TKP dan memeriksa saksi, polisi menangkap Apud. Mengetahui kasusnya akan jadi besar, Jodi melarikan diri.
Sampai saat ini, keberadaan Jodi belum diketahui. Polisi pun memasukkan namanya ke Daftar Pencarian Orang.